Capaian ekonomi triwulan II cukup tinggi karena ternyata dari berbagai proyeksi, bahkan pemerintah sendiri meramalkan sedikit lebih rendah angka realisasi kemarin, sehingga ini perlu mendapat apresiasi
Jakarta (ANTARA) - Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menyatakan momentum Lebaran menjadi penyelamat perekonomian di triwulan II/2022 sehingga pertumbuhan ekonomi di periode tersebut bisa berada di angka 5,44 persen secara year on year (yoy).

“Capaian ekonomi triwulan II cukup tinggi karena ternyata dari berbagai proyeksi, bahkan pemerintah sendiri meramalkan sedikit lebih rendah angka realisasi kemarin, sehingga ini perlu mendapat apresiasi,” ujar dia dalam konferensi pers secara virtual, Jakarta, Minggu.

Faktor lain yang turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi ialah masyarakat diizinkan untuk mudik, bahkan total pemudik mencapai rekor lebih besar dibandingkan tahun 2019.

Selain itu, kebijakan pemerintah memperpanjang periode libur Lebaran menjadi dua minggu juga mempengaruhi kenaikan persentase ekonomi sehingga berimplikasi positif dalam konteks mendorong konsumsi masyarakat, yakni mencapai 5,151 persen yoy pada triwulan II/2022 atau meningkat dari triwulan I/2022 yang sebesar 4,34 persen.

Dari sisi sektoral, akselerasi kinerja transportasi dan pergudangan yang bertumbuh 21,27 persen atau lebih tinggi dari triwulan I/2022 sebesar 15,79 persen menjadi bukti tambahan bahwa Lebaran menjadi penyelamat ekonomi.

“Tapi kita juga ingatkan jangan terlalu euforia dulu karena tantangan-tantangan triwulan III dan IV cukup besar, terutama triwulan III di mana momentum kemewahan musiman, entah itu hari raya keagamaan atau event-event besar lainnya relatif jarang dan ini tentu akan berimplikasi kepada kinerja perekonomian,” kata Eko.

Tren inflasi yang terus meninggi dari bulan ke bulan turut menjadi tantangan karena adanya inflasi menggerus daya beli dan membuat konsumsi menjadi lesu kembali.

“Jika pertumbuhan ekonomi di triwulan III dan IV bisa dipertahankan di angka 5,44 persen saja sudah sangat bagus. Tetapi, lanjutnya, kemungkinan triwulan III dan IV akan lebih rendah dari pada triwulan II karena tak ada momentum hari raya Lebaran atau Natal di triwulan IV/2022,” ungkapnya.

Baca juga: KSP: Inflasi terkendali pacu pertumbuhan ekonomi 5,44 persen
Baca juga: DPR: Pertumbuhan ekonomi triwulan II modal RI hadapi tekanan eksternal
Baca juga: BI: Akselerasi ekonomi triwulan II-2022 ditopang permintaan domestik

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022