Jakarta (ANTARA) -
Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Laksamana Madya TNI Prof. Dr. Amarulla Octavian mengapresiasi buku berjudul "Suara Kebangsaan" karya Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto.
 
"Saya apresiasi Hasto yang seorang politisi namun juga menjadi akademisi, yang meneliti dan menggunakan perspektif teoritis yang dituangkan dalam buku ini," kata Octavian saat menjadi pembicara dalam peluncuran buku itu, di Bentara Budaya, Jakarta, Minggu.
 
Sebagai rektor Unhan, dia mengaku memahami bagaimana Hasto menjadi seorang pembelajar dan berhasil lulus dalam waktu cepat serta meraih gelar doktor.
 
Disertasi yang ditulis Hasto mengenai geopolitik Indonesia juga sangat berkualitas sehingga mendapat predikat Summa Cum Laude.
 
"Pak Hasto ini juga mahasiswa pertama yang summa cum laude, yang artinya ia berkualitas," kata Octavian.
 
Mantan Komandan Seskoal ini juga mengapresiasi Hasto yang berhasil menyelesaikan 42 artikel di harian Pos Kota yang akhirnya dikompilasi menjadi buku "Suara Kebangsaan".
 
Tiap artikel ditulis Hasto dalam waktu tak sampai satu jam, namun dengan substansi mendalam dan berkualitas.

"Saya bangga. Saya dengar dia menulis artikelnya sambil menunggu waktu bertemu saya, dan bisa jadi 1 artikel dalam waktu tak sampai satu jam. Saya mengapresiasi kemampuan Hasto bisa menulis dengan cepat, sama seperti dia sangat cepat menyelesaikan disertasinya yang sangat baik," papar Octavian.

Baca juga: Rektor Unhan: Kesaktian Pancasila sudah terbukti di Indonesia
 
Mengenai substansi buku itu, kata dia, Hasto banyak membahas soal pemikiran geopolitik Soekarno. Hasto juga menulis 14 artikel terkait ilmu pertahanan dan geopolitik Soekarno, yang relevan dengan kondisi dunia saat ini dan masa mendatang.
 
"Dan substansi mendalam yang disampaikan Hasto ini disajikan dengan bahasa sederhana, disampaikan dengan bahasa rakyat kebanyakan sehingga mudah dicerna," ujarnya.
 
Pembicara lainnya dari Pos Kota, Azisoko Harmoko, mengatakan, pihaknya memutuskan untuk menerbitkan buku itu karena merasa substansi pemikiran yang dituangkan dalam tulisan Hasto sangat penting bagi bangsa Indonesia.
 
Di dalam bukunya, Hasto banyak menulis soal budaya, yang dikaitkan dengan pengalaman sehari-hari. Lewat 12 tulisannya terkait isu budaya, Hasto disebutnya menulis tentang hal seperti tri hita karana dan mewayu hayuning bawono, dan Pancasila. Semuanya menggambarkan soal keseimbangan dalam kehidupan.
 
"Sehingga kalau kita terapkan misalnya Pancasila, maka Indonesia bisa jadi bangsa luar biasa karena mencapai keseimbangan semuanya," kata Azisoko.

Dalam satu artikelnya, kata dia, Hasto menulis soal Sastra Jenda, salah satu kisah dalam Ramayana, dan dikaitkan dengan isu penundaan pemilu dan perpanjangan periodisasi presiden.

"Luar biasa. Menurut saya kita harus bangga punya seorang Hasto Kristiyanto," tambah pria yang biasa dipanggil Dimas.
 
Buku Hasto itu sangat penting karena menunjukkan budaya bangsa sebagai pertahanan bangsa Indonesia.
 
"Tak seperti sekarang dimana Indonesia memang diserbu berbagai budaya dan produk budaya asing. Ini yang harus kita ajarkan, kecintaan budaya bangsa kita, jangan sampai sampai punah. Saya harap generasi muda membaca buku ini, menguri-uri budaya bangsa sendiri supaya budaya bangsa kita makin kuat," kata Dimas.

 
Baca juga: Rektor Unhan terima bintang kehormatan dari Prancis
Baca juga: Rektor Unhan dorong sinergi pentahelix perkuat pertahanan negara
Baca juga: Rektor Unhan dorong penguatan teknologi pertahanan di era Industri 4.0

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022