Pekanbaru (ANTARA) - Kepala BKKBN Pusat Dr. (HC). dr Hasto Wardoyo SpOG (K) meminta Keluarga Universitas Gajah Mada (Kagama) Kedokteran Riau beranggotakan alumni kedokteran umum hingga spesialis mendorong penurunan stunting atau kekerdilan di daerah ini yang masih tinggi, mencapai 22,3 persen.

"Prevalensi stunting Riau rata-rata sebesar 22,3 persen itu jika dibandingkan dengan di luar Jawa, masih rendah. Akan tetapi Kota Pekanbaru malah lebih rendah atau berada diangka 11,4 persen, sehingga perlu ditiru oleh kabupaten lainnya di Riau yang tercatat angka prevalensi stunting-nya masih tinggi," kata Hasto Wardoyo di Pekanbaru, Minggu.

Baca juga: Wapres minta kepala daerah berkomitmen turunkan prevalensi stunting

Hasto Wardoyo sekaligus sebagai Ketua Umum KAGAMA-DOK, melantik pengurus Kagama Kedokteran Riau periode 2022–2027, sesuai SK No.UGM/KU/KOM.KAGAMA/011/08.2022 tentang susunan pengurus KAGAMA-DOK Provinsi Riau.

Ia mengatakan hal itu di sela pelantikan pengurus Kagama kedokteran Riau dan simposium "Kegawat daruratan dan stunting" diikuti seratusan peserta itu berasal dari mahasiswa F.Dok UNRI sejumlah profesi dokter RS se-Riau yang alumni Kagama.

Baca juga: Wapres: Pemberian ASI pada anak turunkan prevalensi kekerdilan

Menurut Hasto, upaya Pemkot Pekanbaru dalam mempercepat penurunan stunting di Riau perlu ditiru oleh daerah yang masih tinggi prevalensi stunting-nya seperti Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Inderagiri Hilir dan Kabupaten Rokanhulu.

Karenanya keberadaan Kagama Kedokteran Riau diharapkan menjadikan Rohil, Inhil, dan Rohul sebagai sasaran kegiatan dan program percepatan penuntasan stunting di daerah itu.

Baca juga: 105 kepala daerah berkomitmen turunkan prevalensi stunting

"Untuk itu kita sudah memetakan proyeksi prevalensi stunting di Riau tahun 2024 dari tinggi ke rendah sehingga Riau bisa mencapai 12 persen atau lebih rendah dari target pemerintah sebesar 14 persen itu tahun 2024," katanya.

Sementara itu Pemrov Riau berkomitmen untuk bisa menurunkan prevalensi stunting 2,7 persen setiap tahunnya, ditandai dengan isu stunting menjadi isu strategis nasional dan menjadikan prevalensi stunting sebagai indikator kinerja kepala daerah dalam RPJMD Provinsi Riau tahun 2019-2024.

Baca juga: Kemenkominfo gandeng milenial turunkan prevalensi kekerdilan

Gubernur Riau, Syamsuar diwakili Asisten III Sekretaris Daerah Provinsi Riau Joni Irwan mengatakan, selain menjalin silaturahmi antara alumni Fakultas Kedokteran UGM, keberadaan Kagama kedokteran Riau juga dipandang sebagai wadah dalam membina kerja sama dengan Pemerintah, organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan.

"Lewat Kagama Kedokteran Riau diharapkan seluruh alumni bisa menerapkan ilmu dan keahliannya di bidang kedokteran yang dimanfaatkan sebesar–besarnya untuk kepentingan bangsa dan negara, khususnya di Riau,” kata Joni Irwan.

Baca juga: Menko Puan himbau kementerian bersama-sama turunkan prevalensi stunting

Pengurus yang dilantik adalah M. Yusuf selaku Ketua Dewan Pembina, Odih Rhomdani Ketua Umum Kagama Kedokteran Riau, Dasdo Antonius Wakil Ketua, Yenni Oktavia Sekretaris, Rafles Muchlis Wakil Sekretaris, Nuke Setiati Bendahara, dan Eka Permata Wakil Bendahara. ***3*** T.F011

Pewarta: Frislidia
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022