Kebaya adalah milik Indonesia dan identitas perempuan Indonesia,
Jakarta (ANTARA) - Komunitas Forum Bhinneka Indonesia (FORBHIN) bersama Asosiasi Komunitas Musisi Indie Kreatif (ASKOMIK), Universal Line Dance (ULD), dan Central Park didukung Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) akan menggelar Kebaya Berdansa.

Kebaya Berdansa digelar sebagai bagian gerakan mendukung Kebaya Goes to UNESCO, di mana salah satu wastra Nusantara itu bisa menjadi warisan budaya dunia.

Kebaya BerDansa bakal dilangsungkan pada 27 Agustus 2022 dan rencananya akan dihadiri oleh tokoh-tokoh perempuan nasional seperti Menlu Retno Marsudi, Mensos Tri Risma Harini, Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang, Ketua DPR RI Puan Maharani, aktivis Yenny Wahid dan sederet nama lain.

Baca juga: PANDI luncurkan laman dukung kebaya jadi warisan dunia

Baca juga: PBI dorong kebaya masuk warisan budaya tak benda


Ketua Umum FORBHIN Karlina Puspa mengatakan kegiatan Kebaya Berdansa terbagi dalam 2 bentuk, yaitu menari berpasangan (Dance Couple) dan menari bersama (Social Dance/Line Dance), dengan pesertanya mengenakan kebaya.

"Kegiatan Kebaya Berdansa ini kita lakukan sebagai bagian dari kampanye kebaya agar bisa benar-benar terdaftar di UNESCO. Kami mengkampanyekan Kebaya supaya dunia bisa mengetahui bahwa Kebaya adalah milik Indonesia dan identitas perempuan Indonesia, bukan milik negara lain," kata Karlina Puspa dalam siaran pers, Senin.

Untuk memasifkan kegiatan tersebut, FORBHIN, PANDI, dan ASKOMIK telah mengundang berbagai komunitas untuk ikut serta, sekitar 400 orang akan ikut terlibat dalam acara yang akan digelar di Tribeca Park, Central Park itu.

Ketua Pelaksana Acara Kebaya Berdansa Vicky Hidayat mengatakan bahwa kebaya merupakan busana yang di pakai sehari-hari, sehingga penggunaan terhadap kebaya bukan sesuatu hal yang baru.

"Kebaya sudah sangat melekat di kehidupan kita, bukan terjadi setahun atau dua tahun ini. Oleh karenanya kita ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa berDansa dengan memakai kebaya adalah suatu hal yang bisa di lakukan. Kebaya itu bisa di lakukan dalam situasi apa pun dan kegiatan mana pun," katanya.

Senada dengan FORBHIN, Ketua Umum ASKOMIK Gatut Suryo mengatakan dansa dengan musik ibaratnya suami dengan istri, selalu berpasangan dan tidak mudah di lepaskan.

"ASKOMIK mendukung karena itu adalah sebuah Satu kesatuan. Di sini melibatkan banyak sekali komunitas dansa dan musisi yang di representasikan dengan penggunaan kebaya," kata Gatut menambahkan.

Baca juga: Kemenko PMK dorong pelestarian kebaya sebagai simbol budaya bangsa

Baca juga: Menteri PPPA dorong kemajuan budaya di kancah dunia lewat kebaya

Baca juga: Ratusan perempuan Semarang ikuti Parade Kebaya Nasional

Pewarta: Suryanto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022