Jakarta (ANTARA) - Kota Administrasi Jakarta Selatan bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengembangkan pengolahan sampah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di DKI Jakarta.

"Pengolahan sampah ini menjadi 'eco enzyme', 'black soldier fly' yang salah satu manfaatnya dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari sampah," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Administrasi Jakarta Selatan Mukhlisin dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin.

Mukhlisin menambahkan, lingkungan yang memiliki pengelolaan sampah menjadi salah satu kunci dalam mewujudkan lingkungan yang asri.

"Adanya pemilahan sampah oleh warga membuat gaya hidup warga berubah menjadi lebih sehat dan ramah lingkungan," kata dia.

Hasil dari komitmen dalam pemilahan sampah tersebut mulai terlihat di di RW 02 Kelurahan Guntur Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.

Warga Kelurahan Guntur telah mengurangi pengiriman sampah ke Bantargebang, Kota 
Bekasi, Jawa Barat. "Minimal sampah bisa diolah dan yang dikirim ke Bantargebang tidak sampai 1.600 ton dan terus dikurangi," katanya.

Baca juga: "Pasukan orange" Kelurahan Guntur buat inovasi WMC untuk pilah sampah
Baca juga: Bank Sampah Pancoran manfaatkan aplikasi untuk permudah transaksi

Lurah Guntur, Leo Harahap mengatakan, seluruh program yang kini dikerjakan merupakan hasil dari kerja keras warga yang antusias ketika menjadi salah satu peserta pada tingkat nasional.

"Terlebih ketika ini penilaian sudah masuk ke tingkat nasional. Mendengarnya aja 'wah udah keren nih', Makanya warga antusias mau bantu," kata Leo.

Leo mengatakan, ada banyak pihak yang terlibat untuk membantu seperti ASN, tiga pilar, hingga dalam bentuk tenaga terutama Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).

Semua keberhasilan itu diperoleh dari kerja sama antarwarga mulai dari RT dan RW. Leo menegaskan, yang terpenting dalam program pengolahan sampah ini adalah warga harus tahu dulu manfaat yang didapatkan.

"Kalau sudah tahu program itu berguna untuk lingkungan, mau kaya' gimana karakteristik warga pasti mereka mendukung. Karena ini program buat mereka juga," katanya.
 

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022