Jakarta (ANTARA/JACX) - Cacar monyet, dalam sebuah unggahan di Twitter, dituding sebagai kejadian medis yang muncul pascapemberian imunisasi atau KIPI dari vaksin COVID-19.

Cuitan yang sudah disukai 105 pengguna Twitter itu juga menyebutkan ruam kulit akibat cacar monyet mirip dengan infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Keduanya sama-sama disebabkan oleh vaksin.

"Monkey pox atau cacar monyet itu adalah propaganda guna nutupin KIPI vaksin karena Antibody Dependent Enhancement paksin M-Rna. Ini adalah penyakit kulit kelamin HIV AIDS disebabkan oleh vaksin cuma casingnya beda aja. Jangan mau ditipu. Kalo masih pureblood, you aman!," demikian isi narasi yang beredar di Twitter.

Namun, benarkah cacar monyet merupakan KIPI dari vaksin?
 
Penjelasan:
Melansir laman Kemenkes, cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox dan dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahkan yang terkontaminasi virus. 

Penyakit itu juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin. Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi. 

Cacar monyet ditularkan pula dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita. 

Virus itu menyebar melalui droplet pernapasan ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.

Kemunculan cacar monyet sebagai dampak dari vaksinasi COVID-19 juga sudah dibantah ANTARA dalam laporan pada 22 Juni 2022.

Klaim bahwa vaksin menyebabkan HIV telah "dipatahkan" ANTARA melalui tulisan yang dipublikasikan pada 10 Maret 2022.

Klaim: Cacar monyet merupakan KIPI dari vaksin
Rating: Disinformasi

Cek fakta: Hoaks! Cacar monyet bisa menginfeksi orang dari jarak 8 KM

Cek fakta: Hoaks! AS gunakan burung kirimkan virus cacar monyet ke Asia

Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2022