Upaya Pertamina meningkatkan daya saing tidak terhalang oleh pandemi, bahkan di tengah tantangan berat perusahaan, kinerja keuangan perseroan melonjak tajam di tahun 2021. Inilah yang mengantarkan Pertamina naik peringkat pada Fortune Global 500 tahu
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) menduduki peringkat 223 dalam daftar Fortune Global 500 dan menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia sekaligus satu-satunya BUMN yang masuk dalam daftar 500 perusahaan top dunia tersebut.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan perseroan mampu naik 64 peringkat dari sebelumnya berada pada posisi 287 dalam Fortune Global 500 tahun 2021, menjadi peringkat 223 pada tahun 2022.

"Upaya Pertamina meningkatkan daya saing tidak terhalang oleh pandemi, bahkan di tengah tantangan berat perusahaan, kinerja keuangan perseroan melonjak tajam di tahun 2021. Inilah yang mengantarkan Pertamina naik peringkat pada Fortune Global 500 tahun 2022," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Nicke menjelaskan Pertamina telah berhasil meningkatkan revenue dan laba bersih perusahaan dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Hal itu merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa di tengah tantangan global dan pandemi yang belum berakhir.

Ia menambahkan posisi Pertamina dalam Fortune Global di wilayah Asia Tenggara berada di peringkat lima, sedangkan di Asia, Pertamina berada di peringkat 105 dari 227 perusahaan.

“Pertamina juga merupakan perusahaan peringkat 12 dari 24 perusahaan yang dipimpin Female CEO dan satu-satunya di kategori Petroleum Refining yang dipimpin Female CEO,” kata Nicke.

Pada 2021, Pertamina mencatatkan revenue sebesar 57,51 miliar dolar AS naik dibanding tahun sebelumnya sebesar 41,47 miliar dolar AS. Laba bersih perseroan tercatat sebesar 2,04 miliar dolar AS atau Rp29,3 triliun naik hampir dua kali lipat dibanding tahun 2020 sebesar 1,05 miliar dolar AS atau Rp15,3 triliun.

Tak hanya bertengger di peringkat global pada Fortune 500, pada September 2021, Pertamina juga menerima ESG Risk Rating 28,1 atau pada risiko sedang.

Penilaian global itu telah menempatkan Pertamina sebagai peringkat ke 15 dari 252 perusahaan dunia di industri minyak dan gas bumi serta posisi delapan di sub industri integrated oil and gas.

"Hal ini merupakan pengakuan global atas komitmen dan effort Pertamina memimpin transisi energi, dekarbonisasi mendukung net zero emission Indonesia tahun 2060 dan pencapaian potensi sumber daya terbarukan di Indonesia dalam rangka pertumbuhan berkelanjutan," jelas Nicke.

Pada 2021, Pertamina telah menuntaskan transformasi dengan membentuk Holding Migas dengan enam subholding, yakni Subholding Upstream, Subholding Refining and Petrochemical, Subholding Commercial and Trading, Subholding Gas, Subholding Integrated Marine Logistics, dan Subholding New and Renewable Energy.

Transformasi merupakan langkah strategis beradaptasi dengan perubahan bisnis ke depan, bergerak lebih lincah dan lebih cepat, serta fokus untuk pengembangan bisnis yang lebih luas dan agresif.

“Tranformasi akan terus mendorong Pertamina menjadi perusahaan energi kelas dunia. Dengan dukungan seluruh stakeholder, Pertamina akan mewujudkan aspirasi pemegang saham mewujudkan target menjadi 100 perusahaan terkemuka dunia,” ujar Nicke.

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan apresiasi atas keberhasilan Pertamina kembali masuk dalam Fortune Global 500 dengan peringkat yang naik cukup signifikan.

Ia menilai kenaikan peringkat Pertamina memberi bukti bahwa BUMN dapat bersaing dengan perusahaan global.

"Saya mengapresiasi setinggi-tingginya kepada direksi, komisaris, dan seluruh insan Pertamina yang bekerja keras dalam meningkatkan daya saing perusahaan di kancah internasional," kata Erick.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa keberhasilan Pertamina menunjukkan BUMN tak hanya mampu bertahan saat menghadapi kondisi pandemi, melainkan juga dapat meningkatkan kinerja dengan beragam inovasi.

Menurut Erick, pencapaian apik Pertamina tak lepas dari langkah transformasi dan restrukturisasi melalui pembentukan holding dan subholding.

"Transformasi lewat holding dan subholding membuat operasional Pertamina lebih efektif dan efisien lantaran fokus pada core bussiness. Hal ini sejalan dengan target kita bahwa Pertamina harus menjadi perusahaan Global Energy Champion dan memiliki valuasi senilai 100 miliar dolar AS," ucapnya.

Erick berharap pencapaian Pertamina dapat menjadi inspirasi bagi BUMN lain untuk mampu berbicara lebih banyak di pentas dunia. Ia meyakini BUMN-BUMN lain dapat meniru jejak Pertamina asalkan mampu menerapkan transformasi dan core values Akhlak secara optimal.

"Semakin baik kinerja BUMN, apalagi sampai diakui dunia, tentu akan berdampak signifikan bagi masyarakat. Kinerja positif tentu akan memberikan ruang besar bagi BUMN untuk lebih berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menjaga keseimbangan pasar, hingga program-program ekonomi kerakyatan," pungkas Erick.

Baca juga: Pakar ekonomi: laba bersih Pertamina Rp29,3 triliun layak diapresiasi
Baca juga: Pertamina: Produksi migas naik, jadi 965 MBOEPD pada semester I 2022
Baca juga: Pengamat: Restrukturisasi membuat Pertamina lebih fokus dan lincah

 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022