Kami siap untuk melangkah bersama bekerja bersama dengan pihak PT PLN untuk mengejar mimpi yang lain, yaitu dapat membangun fasilitas energi tenaga surya (solar panel) untuk mempersiapkan energi hijau di seluruh komplek pabrik Indocement
Kabupaten Bogor (ANTARA) - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk siap bekerja sama dengan BUMN PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk membangun energi hijau, yakni dari tenaga surya (solar panel).

"Kami siap untuk melangkah bersama bekerja bersama dengan pihak PT PLN untuk mengejar mimpi yang lain, yaitu dapat membangun fasilitas energi tenaga surya (solar panel) untuk mempersiapkan energi hijau di seluruh komplek pabrik Indocement," kata Direktur dan Sekretaris Indocement, Antonius Marcos dalam taklimat media yang diterima ANTARA di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu sore.

Antonius Marcos berada di Kompleks Pabrik Indocement Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan, untuk kegiatan peresmian produsen semen "Tiga Roda" dan "Rajawali" itu menjadi konsumen tegangan tinggi PLN pertama di Kalimantan.

Indocement Kompleks Pabrik Tarjun mendapatkan pasokan daya listrik sebesar 50.000 kVA.

Peresmian itu dihadiri juga oleh Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan PLN, Adi Lumakso, Direktur Mega Proyek PLN, Wiluyo Kusdwiharto, General Manager Pabrik Tarjun, Retnawan Widhiantoro, serta jajaran manajemen Indocement di Kompleks Tarjun.

Menurut Antonius Marcos rencana membangun fasilitas energi tenaga surya untuk mempersiapkan energi hijau di seluruh komplek pabrik Indocement itu sejalan dengan memperkuat komitmen keberlanjutannya dengan terus berinvestasi dan mengembangkan produk-produk yang ramah lingkungan, di mana hal ini juga sejalan dengan "Indocement New Purpose" yaitu "Material to Build Our Future"

"Jadi, 'new purpose' dengan 'Material to Build Our Future' momentum kerja sama penggunaan sambungan listrik tegangan tinggi dengan PLN hari ini merupakan bukti nyata langkah Indocement untuk terus mendorong upaya-upaya hijau dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil di semua kegiatan operasionalnya," katanya.

Indocement dan PT PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah telah menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik pada November 2019.

Operasional secara Komersial untuk pasokan listrik PLN bagi konsumen tegangan tinggi pertama di Kalimantan, di Kompleks Pabrik Indocement di Tarjun yang secara resmi dimulai
10 Agustus 2022.

Antonius Marcos menyampaikan ucapan terima kasih kepada PLN serta pihak-pihak lainnya atas kerja kerasnya sehingga proyek sambungan tegangan tinggi ke Kompleks Pabrik Tarjun ini berjalan dengan lancar dan tepat waktu.

Ia juga menyampaikan bahwa jaringan kuat dan andal dari PLN mampu meminimalisasi terjadi gangguan operasional sehingga Indocement dapat terus menjaga kualitas produknya serta meningkatkan efisiensi dalam produksi semen.

"Salah satu mimpi kami telah terwujud untuk mendapatkan koneksi listrik PLN yang akan membuat pabrik kami dapat beroperasi lebih stabil dan tidak bergantung pada pembangkit listrik tenaga batu bara yang kami miliki lagi," kata Antonius Marcos.

Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memroduksi semen "Tiga Roda" dan "Rajawali.

Saat ini Indocement dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang
meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap-pakai, serta tambang agregat dan trass, dengan jumlah karyawan sekitar 5.000 orang.

Indocement mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 25,5 juta ton semen.

Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat, dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat, dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Baca juga: Komitmen pembangunan hijau ditegaskan Indocement di HUT ke-47

Baca juga: Semarakkan Hari Bumi 2022, Indocement tanam pohon serentak

Baca juga: Program lingkungan hidup Indocement selaras dengan Presidensi G20

Baca juga: Indocement keluarkan Rp1 triliun untuk bahan bakar alternatif

 

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022