Pakar keuangan dari Boston University, Profesor Irena Vodenska, PhD CFA memprediksi Indonesia akan menjadi pemimpin sentral ekosistem kripto dan blockchain di Asia Tenggara.
"Ekosistem mata uang kripto di Indonesia terus bertumbuh dari waktu ke waktu. Indonesia diprediksi akan menjadi pemimpin sentral ekosistem kripto dan blockchain di Asia Tenggara," kata Prof Irena Vodenska, dalam acara 7th International Conference on Management in Emerging Markets (ICMEM) 2022 yang digelar oleh Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) secara virtual, Kamis.
Di Amerika Serikat, kata dia, kesadaran untuk menggunakan mata uang kripto sudah terbangun sejak 2013 dan hal tersebut didasarkan atas pemahaman dan perlakuan Bitcoin yang sudah dianggap sama seperti sebuah properti.
Sementara di Australia, masyarakat setempat sedang mengadopsi teknologi transaksi bitcoin dan mata uang kripto dengan rentang waktu penerapan dua tahun.
Selain itu, akses terhadap pemerintahan yang ramah kripto lewat penerimaan pembayaran pajak dengan mata uang kripto dan sistem pemilihan berbasis blockchain.
Jepang adalah pemimpin dari penerapan mata uang kripto dalam sistem hukum negaranya.
"Dari sisi perbankan, terdapat konsorsium yang menyatakan akan maju dan mendalami blockchain, terakhir dari sisi pemerintah, mereka secara aktif mendukung top cryptocurrency dan smart contact platform," kata dia
Meski demikian, kata Prof Irena, mata uang kripto hari ini masih merupakan aset investasi yang spekulatif.
"Orang tidak bisa dipaksa untuk menggunakan mata uang digital. Karena hal tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi banyak pihak. Dengan demikian, penggunaan mata uang digital dan mata uang negara-negara perlu digunakan secara bersamaan," kata dia.
Baca juga: Kemendag ingatkan pentingnya regulasi dan edukasi aset kripto
Baca juga: Investasi kripto jangan hanya bermodal "FOMO"
Baca juga: Investasi kripto jangan hanya bermodal "FOMO"
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022