Srinagar, India (ANTARA) - Kawanan milisi menyerang sebuah pos militer India di wilayah sengketa Kashmir pada Kamis dan menewaskan tiga tentara.

Sementara itu, dua milisi juga tewas dalam baku tembak yang terjadi di tengah penjagaan ketat menjelang peringatan hari kemerdekaan India.

Serangan di daerah Rajouri itu, satu-satunya wilayah mayoritas Muslim di India, berlangsung pada dini hari dan kawasan di sekitar pos ditutup selagi pasukan keamanan melakukan pencarian, kata seorang pejabat militer kepada Reuters.

"Tiga tentara tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan tersebut. Akan tetapi, pasukan menyerang balik dan menewaskan dua milisi," kata pejabat yang meminta identitasnya dirahasiakan karena tak memiliki wewenang untuk berbicara ke media.

Serangan itu terjadi beberapa hari setelah peringatan tahun ketiga pencabutan otonomi konstitusional Kashmir oleh pemerintah India.

Serangan tersebut diapit oleh dua tanggal penting karena terjadi beberapa hari setelah peringatan tahun ketiga pencabutan otonomi konstitusional Kashmir oleh pemerintah India dan saat India akan merayakan tahun ke-75 kemerdekaan dari penjajahan Inggris pada Senin.

Banyak orang Kashmir beranggapan hilangnya otonomi khusus sebagai langkah lain untuk menggembosi hak-hak Muslim oleh pemerintah nasionalis Hindu India.

Pemerintah menyangkal anggapan itu dan mengatakan akan mempromosikan pembangunan Kashmir agar terhubung lebih dekat dengan wilayah-wilayah lain.

Wilayah di Himalaya itu menjadi sengketa antara India dan Pakistan sejak pemerintah kolonial berakhir pada 1947. Masing-masing pihak mengeklaim wilayah tersebut sebagai bagian dari mereka.

India mengendalikan Lembah Kashmir yang padat penduduk dan wilayah sekitar Kota Jammu yang mayoritas Hindu. Sementara Pakistan menguasai wilayah dataran tinggi di bagian barat dan sekutunya, China, mengendalikan daerah tinggi dengan sedikit penduduk di wilayah Ladakh utara yang kebanyakan penganut Budha.

Sumber: Reuters

Baca juga: Dianggap provokatif, Singapura larang film "The Kashmir Files"
Baca juga: Kashmir dalam perspektif hak asasi manusia
Baca juga: Jembatan kereta api tertinggi sambungkan Jammu dan Kashmir di India

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022