Jakarta (ANTARA) - Pemerintah India menawarkan kerja sama peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kepada Indonesia.

Duta Besar (Dubes) India untuk Indonesia H.E Manoj Kumar Bharti saat bertemu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar di Jakarta, Kamis, mengatakan telah mengunjungi sejumlah di Kalimantan, Jawa, Sumatera Utara, Aceh, Bali dan NTT.

"Saya sangat terkesan dengan kondisi desanya. Saya bisa bilang, desa-desanya jauh lebih bagus dari sebagian besar desa-desa kami," kata Manoj.

Oleh karena itu, ia berharap adanya kerja sama dalam hal peningkatan SDM dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Baca juga: Kemendes PDTT dukung desa cegah politik uang jelang pemilu

Baca juga: Kemendes siapkan pembangunan desa di IKN pertahankan kearifan lokal


Ia menyampaikan, India memiliki program pelatihan dan beasiswa dalam bidang Iptek yang sudah berlangsung sejak 1994. Salah satu keunggulan program ini adalah penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG).

"Jadi kami selalu punya prinsip untuk lebih menekankan bagaimana penggunaan teknologi itu tidak hanya yang berbiaya besar dan teknologi yang sangat canggih. Tapi, bagaimana kami mengoptimalkan potensi dan kearifan lokal yang ada," ujarnya.

Manoj mencontohkan, beberapa tahun lalu India telah mengirim satelit ke Planet Mars yang menjadi pencapaian yang luar biasa. Sehingga India menjadi negara pertama yang sukses mengirimkan satelit ke Mars dalam satu kali percobaan.

"Ini yang saya sebut teknologi kami, ini hasil penelitian kami, dan kami dengan senang hati berbagi dengan negara-negara lain mengenai hal ini melalui program pelatihan dan pendidikan yang ada di negara kami," paparnya.

Sementara itu, Mendes PDTT menyambut baik kerja sama dalam program pelatihan peningkatan SDM di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ia mengemukakan, kementeriannya menangani beberapa hal yang cukup kompleks, salah satunya jumlah desa yang sebanyak 74.961 dengan segala kondisi dan perbedaan budaya, bahasa dari ujung timur ke barat.

Selain itu, terdapat juga 62 daerah tertinggal dan sejumlah wilayah daerah transmigrasi.

Ia mengatakan, Kemendes PDTT memiliki 35.000 pendamping desa yang membutuhkan dukungan teknologi Informasi agar bisa memantau secara terkini terhadap kegiatan dan dinamika yang ada di warga desa.

Mulai dari perencanaan pembangunan, pelaksanaannya, pengawasannya, keterlibatan masyarakat di dalam pembangunan dan segala aspek yang ada di desa-desa.

"Tentu ini sangat membutuhkan dukungan manajemen teknologi informasi yang mumpuni. Makanya kami sangat berterima kasih dapat tawaran dan tentu kerja sama yang sangat menguntungkan bagi kepentingan pembangunan desa di Indonesia," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa.*

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022