Singapura (ANTARA) - Yen Jepang jatuh paling besar terhadap dolar AS yang bangkit kembali di perdagangan Asia pada Jumat pagi, karena kenaikan dua hari di ekuitas mengakui ekspektasi pasar bahwa Fed harus berbuat lebih banyak untuk mengendalikan inflasi yang masih panas.

Realisasi itu mengikuti pidato dan pernyataan dari sekelompok pejabat Federal Reserve yang memperingatkan investor agar tidak optimis setelah sedikit penurunan angka inflasi minggu ini.

Yang terbaru adalah Presiden Fed San Francisco Mary Daly, yang mengatakan pada Kamis (11/8/2022) bahwa kenaikan suku bunga 50 basis poin pada September "masuk akal" mengingat data ekonomi baru-baru ini termasuk inflasi, tetapi dia terbuka untuk kenaikan suku bunga yang lebih besar jika data menjamin.

Indeks Nasdaq dan S&P 500 mundur pada Kamis (11/8/2022), meskipun ada bukti baru pendinginan inflasi.

Indeks dolar naik 0,1 persen menjadi 105,210, dengan euro turun menjadi 1,0311 dolar. Yen Jepang melemah 0,12 persen menjadi 133,19 per dolar, sementara sterling terakhir diperdagangkan di 1,2184 dolar, turun 0,23 persen hari ini. Euro naik 0,05 persen terhadap yen di 137,340.

Sementara itu, kiwi, meskipun didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga besar di Selandia Baru minggu depan, turun 0,16 persen versus greenback menjadi 0,643 dolar.

"Pasar akan menyadari bahwa FOMC memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan mereka harus meningkatkan suku bunga dana hingga 4,0 persen pada akhir tahun ini," kata Carol Kong, rekanan senior untuk strategi mata uang dan ekonomi internasional yang berbasis di Sydney di Commonwealth Bank of Australia.

"Saya pikir ada ruang bagi pasar untuk merevisi lebih tinggi lagi ekspektasi mereka untuk suku bunga dana Fed, sehingga akan membantu dolar AS untuk mendorong lebih tinggi lagi dan menghapus semua kerugian mengikuti angka IHK dan IHP yang kami dapatkan."

Data Kamis (11/8/2022) menunjukkan harga produsen AS (IHP) secara tak terduga turun pada Juli di tengah penurunan biaya produk energi. Itu mengikuti berita mengejutkan Rabu (10/8/2022) bahwa harga konsumen (IHK) tidak berubah pada Juli karena penurunan harga bensin.

Sementara data tersebut menyebabkan reli di pasar yang mengkhawatirkan jalur pengetatan super-charge Fed, itu berumur pendek. Meskipun baru-baru ini memantul dari posisi terendah pertengahan Juni, Nasdaq yang sarat teknologi turun sekitar 18 persen sepanjang tahun ini.

Indeks dolar masih naik 10 persen tahun ini, menguat bersama 225 basis poin dari kenaikan suku bunga Fed sejak Maret.

Terhadap yen, dolar telah jatuh sejauh 131,74 semalam, terendah satu minggu, dari puncak 135,30 pada Rabu (10/8/2022). Dolar kembali pada 133.245 yen pada Jumat pagi.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik juga, lebih banyak di ujung yang lebih panjang, menyebabkan kurva imbal hasil terbalik menjadi berkurang juga.

"Ini menunjukkan skeptisisme dari pasar obligasi dan mengambil sikap one swallow doesn’t make a spring (satu hal baik telah terjadi, maka tidak pasti bahwa suatu situasi akan membaik)," tulis analis di Commerzbank. "Inflasi mungkin telah mencapai puncaknya tetapi mungkin tetap masih terlalu tinggi untuk disukai The Fed."

Di pasar uang kripto, bitcoin datar dan terakhir di 23.915,00 dolar AS.


Baca juga: Dolar perpanjang reli terhadap yen, taruhan kenaikan besar Fed naik
Baca juga: Yen perpanjang kenaikan dipicu ketegangan kunjungan Pelosi ke Taiwan
Baca juga: Dolar naik terhadap yen didukung data ekonomi AS dan komentar Fed

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022