Bandung (ANTARA) -
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Sekda Jabar) Setiawan Wangsaatmaja mendorong efektivitas digitalisasi pengelolaan sampah, terlebih sudah ada beberapa kelompok atau organisasi masyarakat yang mengembangkan pengelolaan sampah dengan intervensi teknologi.
 
"Di wilayah Bandung (Raya) sudah ada aplikasi kelola sampah digital. Kelompok atau organisasi masyarakat yang melaksanakan itu. Cuma sejauh mana efektivitasnya itu yang harus kita dorong bersama," kata Sekda Setiawan Wangsaatmaja di Kota Bandung, Jumat.

Setiawan saat memberikan pemaparan dalam Workshop Pengelolaan Sampah Melalui Teknologi yang Tepat dan Berbasis Kerja Sama, yang diadakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), mengatakan digitalisasi di Jabar berkembang pesat karena pengguna internet di Jabar tertinggi di Indonesia.
 
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada November 2020, pengguna internet di Jabar mencapai 35,1 juta.

Baca juga: DLH Jabar kampanyekan kurangi sampah plastik di Garut

Baca juga: Jawa Barat gandeng Waste4Change atasi sampah di tiga daerah
 
Kini ada dua aplikasi kelola sampah digital yang populer, di antaranya Octopus dan Greeny.
 
Octopus sudah beroperasi di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kota Bekasi
 
"Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah berkontribusi terkait pengelolaan sampah ini," katanya.
 
Adapun aplikasi kelola sampah Octopus membantu mengelola sampah daur ulang dari sumber ke industri daur ulang.
 
Sedangkan Greeny, platform daring (online) yang membantu mendistribusikan sampah non- organik dari rumah tangga ke bank sampah.
 
Greeny bekerja sama dengan Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia, dan saat ini Greeny beroperasi di Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung.
 
Sejumlah bank sampah juga sudah sejak lama bergerak di Jabar. Bank sampah biasanya memberikan poin (reward) kepada nasabah. Ketika poin terkumpul, maka nasabah bisa menukarnya dengan barang berharga.
 
Lebih lanjut Setiawan mengungkapkan pula kondisi Jabar yang menghasilkan 24.790 ton sampah per hari, dan timbulan sampah dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum sebesar 64 persen dari keseluruhan sampah di Jabar.
 
Selain itu sebanyak 62,08 persen volume sampah di Jabar tertangani di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sedangkan 37,92 persen volume sampah tidak tertangani.
 
Dalam paparannya, Setiawan juga menekankan, bahwa pengelolaan sampah harus dilakukan secara kolaboratif, terutama secara pentahelix melibatkan akademisi, pelaku usaha, masyarakat, pemerintah, dan media massa.
 
"Kerja sama kita harus dilakukan dengan berbagai pihak secara pentahelix ," ujar Setiawan.*
   

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022