mencoba mengadopsi merdeka belajar ala anak-anak Finlandia
Bondowoso (ANTARA) - Sejumlah sekolah di bawah naungan Don Bosco di Jakarta dan Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menjalin kerja sama bidang literasi dengan guru di Finlandia, yakni menerbitkan buku cerita yang ditulis oleh para siswa dari kedua negara.

Kepala SMA Don Bosco II Jakarta Asri Nursanti dalam komunikasi via zoom yang diikuti dari Bondowoso, Jawa Timur, Jumat menjelaskan bentuk kerja sama ini adalah penerbitan buku bersama yang memuat cerita pengalaman anak-anak di Finlandia dengan siswa di sekolah Don Bosco.

Pada kerja sama ini, siswa di Finlandia telah menyelesaikan tulisan-tulisan berbentuk cerita yang kemudian tulisan-tulisan itu ditanggapi oleh siswa-siswa dari Indonesia.

Menurut dia, kerja sama ini merupakan kesempatan luar biasa untuk mengembangkan kemampuan literasi para siswanya serta kemampuan berkolaborasi lintas negara.

"Selain untuk mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, kerja sama ini juga sebagai ajang persahabatan antarnegara sehingga semakin menambah wawasan anak-anak kami. Kalau selama ini kami hanya menjalin kerja sama antarsekolah, maka untuk ini kami perkenalkan anak-anak ke luar atau mengenal persahabatan global," katanya.

Baca juga: Kemendikbudristek : Kampus Mengajar bantu kuatkan literasi siswa
Baca juga: Kampus Mengajar tingkatkan literasi dan numerasi siswa

Ia mengemukakan bahwa selama belasan tahun dia mendampingi siswanya dalam gerakan literasi atau menulis, para siswa itu justru memiliki prestasi akademis bagus.

Menurut dia, dengan kerja sama ini pihaknya juga belajar mengenai "Kurikulum Merdeka Belajar" yang kini dikembangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Ia menemukan bahwa dalam karya-karya cerita anak-anak di Finlandia itu sangat mengapresiasi kebebasan siswa untuk menuangkan ide-idenya dalam tulisan.

"Kita ketahui bersama bahwa Finlandia merupakan negara dengan rangking teratas dunia mengenai kualitas pendidikannya. Kami dan kita semua tentu bisa belajar kepada Finlandia, khususnya dalam bidang tulis menulis ini," katanya.

Kepala SMP Don Bosco III Florentina Esti Sinaringtyas mengemukakan bahwa kolaborasi siswa Indonesia dengan Finlandia ini merupakan hal yang sangat positif karena pihaknya bisa belajar bagaimana guru memberikan kebebasan pada muridnya untuk berekspresi tanpa diikat oleh aturan baku mengenai menulis cerita.

"Membaca cerita anak-anak di Finlandia ini memberikan gambaran tersendiri bagi kami bagaimana anak-anak menceritakan pengalamannya. Suasana belajar seperti ini perlu kami bawa ke sekolah kami. Tentunya hal ini bisa kami kembangkan lagi ke hal yang lebih luas," katanya.

Baca juga: Program Kampus Mengajar bantu tingkatkan literasi dan numerasi siswa
Baca juga: Kemendikbudristek : Siswa perlu dibekali dengan kecakapan digital
​​​​​​
Kepala SMP Don Bosco 2 Jakarta Adrianus Nara Lamadu mengatakan bahwa lewat kerja sama ini merupakan momen perjumpaan budaya serta karakter dari anak-anak di Finlandia dengan siswa di Indonesia.

"Ini momen penting untuk saling mengenal dan bertukar ide, meskipun topiknya hal-hal sederhana, seperti tentang pacaran atau kenakalan-kenalan mereka dalam batas sebagai anak-anak," katanya.

Sementara aktivis literasi sekolah Naning Pranoto yang menjadi penghubung pada kerja sama ini menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh para siswa dari berbagai jenjang di Finlandia ini sangat relevan dengan Kurikulum Merdeka Belajar yang tengah dikembangkan di Indonesia.

"Kita mencoba mengadopsi merdeka belajar ala anak-anak Finlandia. Nanti kalau buku kolaborasi sudah terbit, kami akan serahkan ke Badan Bahasa," kata sastrawan yang juga aktivis sastra hijau ini.

Ide ini bermula ketika dirinya berkenalan dengan seorang sarjana metalurgi asal Indonesia yang sudah 25 tahunan hidup di Finlandia dan mengajar bahasa Indonesia dalam 10 tahun terakhir yakni Desiree Luhulima-Salo.

Selain bekerja sesuai bidang keilmuannya, Desiree juga memiliki kepedulian untuk merawat dan memperkenalkan Bahasa Indonesia di negara itu.

"Awalnya Ibu Desiree ini merasa gemes melihat ada orang 'melupakan' negaranya, termasuk bahasa nasionalnya. Maka kemudian beliau mengajar Bahasa Indonesia dan kemudian diangkat menjadi guru Bahasa Indonesia oleh Pemerintah Finlandia," katanya.

Murid Desiree tersebar di berbagai kota di negara itu, salah satu materi yang Desiree ajarkan adalah menulis cerita sehingga lahirlah ide tulisan murid-muridnya itu dibukukan.

Baca juga: Gerakan literasi perlu untuk lengkapi PJJ siswa, sebut legislator

Pewarta: Masuki M. Astro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022