mudahnya setiap orang untuk menguasai dan mengelola kawasan hutan untuk dijadikan lahan perkebunan
Kota Bengkulu (ANTARA) - Hasil analisis Konsorsium Bentang Seblat yang terdiri dari Genesis Bengkulu, Kanopi Hijau Indonesia dan Lingkar Inisiatif menyebutkan bahwa sekitar 6.358 hektare lahan habitat gajah sumatera (Elephas maximus Sumatras)  di hutan bentang alam Seblat, telah berubah.

Perwakilan Konsorsium Bentang Seblat yang juga Direktur Egi Ade Saputra di Pantai Taman Berkas Kota Bengkulu, Jumat menyebutkan bahwa 55,89 persen dari 6.358 hektare hutan telah dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit di dalam kawasan hutan Bentang Alam Seblat.
 
"Adanya aktivitas pertanian lahan campuran di dalam kawasan hutan yang didominasi oleh tanaman sawit menggambarkan mudahnya setiap orang untuk menguasai dan mengelola kawasan hutan untuk dijadikan lahan perkebunan," kata Egi.
 
Ia mengungkap, sekitar 3.553 hektare menjadi lahan pertanian kering campuran, 2.088 hektare menjadi lahan terbuka, sekitar 407,38 hektare menjadi semak belukar dan lahan perkebunan seluas 308,99 hektare.

Baca juga: Konservasionis: Fungsi hutan berubah, berdampak pakan gajah terbatas
 
Dengan kondisi itu, populasi satwa gajah sumatera di Bengkulu Alam Seblat yang tidak lebih 50 ekor  menjadi terancam dan memperbesar peluang terjadi konflik antara satwa gajah dengan manusia.
 
Ia mengatakan, pihaknya melakukan sosialisasi tentang konservasi gajah di tujuh desa penyangga Bentang Alam Seblat seperti melakukan patroli kolaborasi bersama polisi hutan dan melaporkan setiap temuan kasus illegal logging serta perambahan di dalam kawasan hutan Bentang Alam Seblat ke pihak aparat penegak hukum.
 
Namun itu tidak cukup untuk mempertahankan keselamatan gajah dan habitat nya akibat pemburuan dan kerusakan habitat dikarenakan aktivitas perusahaan kayu dan pembukaan lahan perkebunan.

Baca juga: Ratusan hektare hutan habitat gajah di Bengkulu dirambah
 
Menurut dia, di kawasan Bentang Alam Seblat terdapat tiga kantong habitat gajah sumatera yang terdiri dari Hutan Produksi (HP) Air Teramang seluas 4.818 hektare, HP Air Rami 14.010 hektare dan Taman Wisata Alam (TWA) Seblat 7.732 hektare.
 
Saat ini TWA Seblat berfungsi sebagai Pusat Latihan Gajah Sumatera dalam pengawasan langsung BKSDA Bengkulu-Lampung.
 
Diketahui, dalam rangkaian peringatan Hari Gajah Sedunia 2022, konsorsium mengadakan sejumlah kegiatan antara lain dialog publik, pentas seni dan donasi publik untuk pengadaan pakan gajah serta kemah di habitat gajah Sumatera di Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat Kabupaten Bengkulu Utara.
 
Pada Peringatan Hari Gajah Sedunia 2022, konsorsium mengangkat tema “Pastikan Aku, Kamu, Kita dan Gajah selamat di rumahnya”.
 

Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022