banyak pelajaran yang didapat dari pandemi COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Akademisi dari Unika Atma Jaya Jakarta Prof. Irwanto mengingatkan kepada semua pihak terkait mengenai perlunya memperbanyak riset tentang psikologi kesehatan selama pandemi COVID-19.

"Tujuannya untuk memberikan gambaran nyata serta contoh penerapan teori psikologi di tengah situasi pandemi COVID-19 yang hasilnya dapat diterapkan untuk mengatasi berbagai masalah di lapangan," katanya dalam kegiatan "Munas Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia" yang diakses secara daring dari Jakarta, Jumat.

Guru Besar Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya itu menambahkan riset mengenai psikologi kesehatan juga diharapkan akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang ingin mengetahui mengenai kesejahteraan psikologis di tengah pandemi COVID-19.

"Banyak pelajaran yang didapat dari pandemi COVID-19 yang bisa diangkat menjadi penelitian, terutama terkait dengan kebijakan publik selama pandemi COVID-19," katanya.

Baca juga: Riset ungkap pelajaran berharga dari pandemi
Baca juga: Pentingnya melindungi kesehatan mental anak saat pandemi COVID-19

Sebagai contoh, kata dia, mengenai keberhasilan untuk mengendalikan perilaku dan dampak psikososial dari pandemi.

"Selain itu juga tentang faktor-faktor penyebab stres yang muncul selama pandemi COVID-19 yang tentunya perlu dicarikan upaya penanganan yang tepat," katanya.

Sementara itu terkait dengan Munas Asosiasi Psikologi Kesehatan Indonesia, dia berharap kegiatan ini dapat mendorong modifikasi sistem layanan psikologis guna memperluas cakupan psikoedukasi yang menyeluruh dan terpadu.

"Kegiatan ini juga diharapkan dapat turut berkontribusi dalam meningkatkan pendidikan kesehatan masyarakat," katanya.

Baca juga: Kiat kurangi kecemasan akibat berita buruk COVID-19
Baca juga: Bangsa ini perlu resiliensi untuk bangkit

Sementara itu, sebelumnya pakar kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan aspek kesehatan jiwa perlu menjadi perhatian bersama guna mempertahankan kesejahteraan psikologis masyarakat ketika harus beradaptasi dengan situasi pandemi COVID-19.

"Karena pandemi masih berlangsung maka perlu kesiapan psikologis orang per orang dan komunitas untuk tetap stabil dan bahkan dapat hidup bersama COVID-19," katanya.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu menambahkan peningkatan pelayanan kesehatan jiwa perlu dioptimalkan termasuk dalam penanganan masalah psikologis yang timbul pada pasien COVID-19 dan keluarganya.

"Optimalisasi pelayanan kesehatan jiwa juga diperlukan untuk mendukung capaian target tujuan pembangunan berkelanjutan atau Suistanable Development Goals di tahun 2030," katanya.

Baca juga: Psikiater: Penyintas COVID-19 bisa alami distorsi psikologis

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022