Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengajak masyarakat agar bisa merawat dan mengelola laut di wilayah Raja Ampat, Papua Barat.

"Dari laut kita hidup, laut adalah masa depan Raja Ampat sekaligus Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan merawat dan mengelola laut, kita hidup," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Luhut mengunjungi destinasi pariwisata geopark Kepulauan Piaynemo, Desa Wisata Arborek, dan Pulau Sauwandarek, di Raja Ampat, Jumat (12/8) dalam rangka kunjungan kerja untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah di Provinsi Papua Barat.

Geopark Kepulauan Piaynemo jadi lokasi pertama yang dikunjungi Luhut. Piaynemo termasuk geosite geopark Raja Ampat yang dikelola masyarakat lokal dan pembangunan fasilitasnya dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Baca juga: Luhut pastikan pembangunan infrastruktur akan majukan Papua Barat

Piaynemo telah memenangkan berbagai penghargaan. Salah satunya, Juara 1 Pengelolaan Kawasan dalam Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) di tahun 2018. Selain itu, Piaynemo juga menjadi pemandangan alam yang diabadikan pada uang pecahan Rp100.000.

Selama mengamati fasilitas yang tersedia, Luhut menekankan tentang pentingnya menjaga kebersihan di sana.

"Di sini, alamnya sudah sangat bagus, tapi nggak akan berarti kalau kotor," tuturnya.

Luhut pun mendorong agar di Piaynemo dapat disediakan objek wisata menyelam, mengingat lokasinya populer, airnya jernih, dan ada banyak ikan. Ia juga meminta pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus bisa menjaga kualitas produknya agar wisatawan yang datang puas.

Dari Piaynemo, Luhut menyempatkan untuk singgah di Desa Wisata Arborek. Sama halnya dengan Piaynemo, Arborek juga sering memenangkan lomba desa wisata di Indonesia karena mempraktikkan kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam.

Baca juga: ACB apresiasi Raja Ampat sebagai penerima Blue Park Award

Bukan hanya bawah lautnya yang indah, di sana juga terdapat pusat UMKM yang memproduksi kerajinan-kerajinan tangan.

"Kalau bisa disediakan alat selam dan dilengkapi amenitasnya buat pengunjung yang datang. Jadi mereka bukan hanya singgah sebentar di sini untuk menikmati Pulau Arborek," kata Luhut.

Sebagai desa wisata yang memiliki lebih dari 200 penduduk, Luhut ingin para guru dan murid di sana terdidik. Ia mengajak dua guru dan satu murid terbaik untuk diberangkatkan ke Jakarta dan menambah ilmu.

Luhut beserta jajaran kemudian mengakhiri kunjungan ke salah satu destinasi snorkeling dan diving terbaik di Raja Ampat, yaitu Pulau Sauwandarek yang kaya akan terumbu karang dan ikan-ikan.

Pada malam sebelumnya, Luhut menerima paparan progres pembangunan infrastruktur dari Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati.

Selain menjelaskan tentang rencana pengembangan destinasi geopark kepulauan, Bupati Raja Ampat menyampaikan bahwa kawasan itu juga akan membangun sejumlah infrastruktur. Misalnya, pembangunan infrastruktur jalan kabupaten, penambahan terminal penumpang di Bandara Marinda Waisai, percepatan pembangunan Bandara Misool, pendirian bandara seaplane untuk memudahkan konektivitas antarpulau, dan rencana pengembangan dermaga pelabuhan laut Pulau Fani sebagai salah satu pulau terluar di Indonesia.

Selain itu, ada Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) yang akan ditata. Kawasan ini bakal menjadi miniatur pembangunan infrastruktur biru (blue infrastructure) terintegrasi di Raja Ampat.
 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022