Jakarta (ANTARA) - Manchester City, Arsenal, Tottenham Hotspur dan Chelsea telah mengawali musim baru Liga Inggris dengan baik. Demikian pula Liverpool. Sebaliknya Manchester United mengawalinya dengan buruk.

Kalau musim lalu mereka mencukur Leeds United 5-1 di Old Trafford, maka di tempat yang sama pekan lalu malah menyerah 1-2 kepada Brighton.

Ekspektasi yang besar kepada pelatih Erik ten Hag, apalagi setelah melewati tur pramusim yang menawan yang salah satunya dengan mengalahkan Liverpool 4-0 di Thailand sebulan lalu, membuat pendukung Setan Merah mengira Brighton akan bertekuk lutut.

Baca juga: Erik ten Hag akui kecewa telan kekalahan perdana di Liga Inggris

Tak banyak yang menyalahkan pemain dan apalagi ten Hag yang dinilai telah menghadirkan pola bermain yang jelas dalam skuad Setan Merah.

Kritik justru dialamatkan kepada keluarga Glazer yang memiliki klub ini. Keluarga ini kembali menjadi sasaran murka pendukung Setan Merah, khususnya akibat gerak lamban manajemen dalam mendukung ten Hag menghadirkan skuad tangguh di Old Trafford.

Keluarga ini dinilai tak serius merombak skuad ketika tim-tim enam besar Liga Inggris lainnya agresif berbelanja.

Arsenal sudah membeli lima pemain baru, termasuk Gabriel Jesus dan Oleksandr Zinchenko dari Manchester City, serta Marquinos dari Sao Paulo.

Chelsea mendatangkan enam muka baru, termasuk Marc Cucurella dari Brighton, Raheem Sterling dari Manchester City, dan Kalidou Koulibaly dari Napoli.

Tottenham juga memperkuat diri dengan menghadirkan enam wajah baru, termasuk Ivan Perisic dari Inter Milan, Richarlison dari Everton, dan Clemenet Lenglet dari Barcelona.

Pun demikian dengan dua penguasa liga musim lalu; Liverpool dan Manchester City.

Liverpool mendapatkan Calvin Ramsay dari Aberdeen, Darwin Nunes dari Benfica dan Fabio Carvalho dari Fulham, sedangkan City sudah diperkuat Erling Haaland dari Borussia Dortmund, Stefan Ortega dari Arminia Bielefeld, dan Kalvin Phillips dari Leeds United.

Manchester United juga sudah mendapatkan tiga pemain; Christian Eriksen, Tyrlell Malacia, dan Lisandro Martinez. Tetapi ini tak cukup. Jangan bandingkan dengan Liverpool dan City.

Baca juga: Manchester United bersiap untuk temui Adrien Rabiot

Dua klub teratas Liga Inggris itu tak memiliki masalah seberat yang menimpa United. Keduanya memiliki tim yang merata kekuatannya yang bisa saling melapis sehingga tim tetap mengerikan dalam kondisi apa pun.

Liverpool dan Manchester City tak memerlukan bedah luar dalam seperti seharusnya ditempuh United.

Adalah mantan pelatih Setan Merah, Ralf Rangnick, yang merekomendasikan reformasi mendasar di Old Trafford agar bisa mengalami lagi masa jaya seperti era Alex Ferguson.

Tapi manajemen United tak terlihat mengerahkan segalanya dan membuat terobosan dalam upaya mendapatkan target-target utama, khususnya Frenkie de Jong.

Memang dengan hanya memiliki tiket Liga Europa, United tak menarik bagi pemain-pemain bintang seperti de Jong. Cristiano Ronaldo saja ingin meninggalkan United karena alasan ini.

Tetapi banyak kalangan menilai gerakan manajemen Setan Merah kalah ambisius dibandingkan Erik ten Hag.

Sehari sebelum bertandang ke kandang Brentford Sabtu malam ini, Ten Hag ditanyai wartawan 'berapa lama mengembalikan kejayaan di Old Trafford?'.

Ten Hag yang mempersembahkan tiga trofi juara Liga Belanda kepada Ajax Amsterdam, tak memberikan kerangka waktu, namun secara implisit dia ingin secepatnya mengubah United seperti tim yang didambakan suporternya.

Baca juga: Cody Gakpo jadi target buruan terbaru Manchester United


Ingin tim juara

Ten Hag berkata, "saya tak bisa meminta penggemar bersabar karena mereka ingin menyaksikan sebuah tim juara. Dan itulah alasannya saya ada di sini, saya harus menciptakan tim juara."

Terlihat sudah, ten Hag memang ambisius, terlihat pula dari cara dia mengubah United belakangan ini menjadi tim yang memiliki pakem yang jelas.

Sekalipun kalah dari Atletico Madrid dalam laga persahabatan bulan lalu dan dibungkam Brighton pekan lalu, tak bisa dipungkiri Ten Hag telah mengubah Manchester United menjadi tim yang lebih terencana dan terstruktur saat memainkan bola dan menyerang, bahkan perlahan tengah menjadi pola baku dan pakem.

Sayangnya United masih terlalu mengandalkan formasi tim yang musim lalu membuat mereka finis urutan keenam, termasuk mereka yang mengisi bagian vital dalam sepak bola modern; lapangan tengah.

Sektor inilah yang sering dibedah banyak orang. United dianggap tak memiliki jenderal lapangan tengah. United tak memiliki poros sekaliber Frenkie de Jong yang mati-matian berusaha didatangkan Erik ten Hag dari Barcelona.

Faktor besar di balik kekalahan United dari Birghton dan Atletico pun karena ketiadaan dirigen lapangan tengah ini. Mereka tak mendapatkan fungsi ini dari Scott McTominay dan Fred.

Kedua pemain ini sering tampil cemerlang. Tapi mereka juga kadang bermain di bawah standard.

Padahal dalam liga sekompetitif Liga Inggris, pemain yang konsisten bermain cemerlang di lapangan tengah adalah vital bagi tim.

Mantan jenderal lapangan tengah United, Roy Keane, sampai mengatakan sepanjang lapangan tengah diisi McTominay dan Freed, United tak akan pernah menjuarai apa-apa.

Brighton mungkin tahu soal ini, termasuk dengan belajar dari bagaimana Atletico mengalahkan United bulan lalu itu.

Baca juga: Manchester United telan kekalahan 1-2 saat jamu Brighton & Hove Albion

Sabtu malam nanti giliran Brentford yang mungkin mempelajari cara Brighton dan Altetico mengalahkan Manchester United.

Brentford sendiri sulit ditaklukkan di kandangnya. Musim lalu, mereka menjebol gawang Liverpool tiga kali untuk memaksa seri 3-3. Mereka juga memaksa City dan Chelsea menang 1-0 dengan susah payah.

Intinya, Brentford yang sejauh ini telah membeli delapan pemain baru termasuk Mikkel Damsgaard dari Sampdoria, tak akan lebih mudah dari Brighton.

Meski begitu, pilihan Ten Hag di Stadion Gtech Community di Brentford nanti hanya satu, yakni menang.

Menang akan membuat tekanan mengendur kepada pemilik, walau tak akan membuat Ten Hag puas. Sebaliknya, kalah akan lebih buruk bagi citra keluarga Glazer.

Pendukung garis keras Setan Merah sampai bersumpah akan mengosongkan Old Trafford kala menjamu Liverpool pekan depan jika performa semakin buruk dan jika gerak di bursa transfer tetap selamban sekarang.

Saat bersamaan, usahawan kaya raya Inggris yang hampir mengakuisisi MU pada 1989, Michael Knighton, menyatakan akan menggandeng sebuah konsorsium untuk mengenyahkan keluarga Glazer dari Old Trafford.

Dinamika-dinamika seperti ini membuat pertandingan melawan Brentford menyajikan pertaruhan besar di dalam dan di luar stadion, terutama bagi pemilik United.

Ini sudah seperti laga final, terlebih bagi keluarga Glazer. Bagi ten Hag sendiri, laga ini bisa menjadi pengukuh formulanya.

Dengan atmosfer semenuntut ini, pertandingan Sabtu malam nanti itu akan berlangsung sengit, sejak menit pertama.

Baca juga: Sempat unggul dua gol, Leicester City ditahan imbang Brenford

Copyright © ANTARA 2022