kami banyak membahas permasalahan yang sedang dihadapi oleh pemuda di era revolusi industri 4.0
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jember (Unej) Avina Nakita Octavia menjadi salah satu dari lima perwakilan pemuda Indonesia di Dialog Pemuda ASEAN yang digelar di Kamboja dan terpilih menjadi wakil dari unsur mahasiswa Indonesia.

Kegiatan kongres Pemuda ASEAN itu menjadi istimewa karena tidak hanya melibatkan pemuda asal negara ASEAN tapi juga dihadiri oleh perwakilan pemuda dari Korea Selatan.

"Kegiatan ASEAN Youth Dialogue adalah platform bagi para pemuda negara ASEAN dan Korea Selatan untuk mengetahui dan terlibat dalam wacana pembuatan kebijakan tingkat ASEAN," kata Avina Nakita Octavia dalam rilis Humas Unej yang diterima ANTARA di Jember, Jawa Timur, Sabtu.

Menurutnya keterlibatan para mahasiswa itu dengan cara berpartisipasi dalam sesi dialog dengan para Menteri Luar Negeri negara ASEAN dan Korea Selatan, serta mitra dialog tingkat tinggi ASEAN dan Korea Selatan.

Dalam kegiatan itu, perwakilan mahasiswa Indonesia ikut serta dalam banyak kegiatan formal seperti mengikuti ASEAN Talk, plenary session, high-level panel discussion, making policy recommendation hingga dialogue with ASEAN Youth Minister/High-level officials.

Baca juga: Kemenpora inisiasi dialog antaragama pemuda ASEAN cegah radikalisme
Baca juga: Remaja ASEAN ikuti Youth Interfaith Camp di Indonesia

Hasil dari kegiatan itu adalah rekomendasi kebijakan yang dibuat oleh delegasi pemuda yang ditansmisikan ke ASEAN Senior Official Meetings on Youth (SOMY) dan SOMY+3, serta akan digunakan untuk implementasi ASEAN Work Plan on Youth 2021-2025 dan ASEAN-Republic Of Korea Plan of Action 2021-2025.

"Kami banyak membahas permasalahan yang sedang dihadapi oleh pemuda di era revolusi industri 4.0, namun tidak melupakan kegiatan yang bersifat pengenalan budaya, pada saat makan malam perpisahan, perwakilan Indonesia memperkenalkan baju adat Papua dan keindahan kebaya," tuturnya.

Selain itu, lanjut dia, perwakilan Indonesia juga unjuk kebolehan menampilkan tari Gemufamire dari Nusa Tenggara Timur dan melalui berbagai kegiatan itu, para pemuda Indonesia menjadi lebih terkoneksi, bukan saja karena memiliki isu penting yang harus dipecahkan bersama, tetapi karena juga saling memahami melalui kebudayaan.

​​​​​​Keberhasilan Avina berprestasi di internasional bukan tanpa kerja keras karena menjadi perwakilan Indonesia di ajang 1st ASEAN Youth Dialogue harus melewati seleksi termasuk menjalani penugasan membuat makalah ilmiah.

Baca juga: Indonesia dorong penguatan kerja sama pemuda ASEAN-Italia
Baca juga: Wamenlu AS ajak pemuda ASEAN perangi perubahan iklim

Avina menulis esai bertajuk Human Capital Development in the Era of Fourth Industrial Revolution : The Role and Digital Innovation. Pemilihan Avina sebagai salah satu wakil Indonesia di 1st ASEAN Youth Dialogue juga tak lepas dari prestasinya sebagai Duta Muda ASEAN 2019 dan anggota Laskar Rempah dalam kegiatan Muhibah Jalur Rempah yang digagas oleh Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek tahun 2022.

"Alhamdulillah saya mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Luar Negeri untuk ikut dalam kegiatan ini bersama empat rekan lainnya Alfin Nurul Firdaus, Bernhard Farras Sukandar, Betzy Alimanda Ansori, dan Lukas Kbarek," ujarnya.

Ia mengatakan hal tersebut merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan karena menjadi satu-satunya mahasiswa yang terpilih sebagai perwakilan Indonesia di ajang 1st ASEAN Youth Dialogue yang digelar di Kamboja.

"Manajemen waktu sebagai kunci utama saya karena merupakan keterampilan dasar bagi para pemuda di era revolusi industri 4.0. Bagaimana mampu beradaptasi dengan perubahan tatanan hidup yang semakin cepat," katanya.

Kemudian membaca peluang dan menghadapi tantangan yang semuanya dimulai dari diri sendiri karena menjadi tanggung jawab setiap pemuda untuk mengisi waktunya dengan hal yang bermanfaat.

Baca juga: Pemilihan duta muda diharapkan bantu promosikan ASEAN

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022