Singapura (ANTARA) - Harga minyak turun untuk sesi kedua berturut-turut di sesi Asia di perdagangan Senin sore, karena data ekonomi China yang lemah memicu kekhawatiran tentang permintaan di importir minyak mentah terbesar dunia itu ketika kepala eksportir utama dunia, Saudi Aramco, mengatakan siap untuk meningkatkan produksi.

Harga minyak mentah berjangka Brent merosot 1,14 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi 97,01 dolar AS per barel pada pukul 06.31 GMT setelah menetap 1,5 persen lebih rendah pada Jumat (12/8/2022).

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS jatuh 1,06 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi diperdagangkan di 91,03 dolar AS per barel, setelah mencatat penurunan 2,4 persen di sesi sebelumnya.

Ekonomi China secara tak terduga melambat pada Juli, sementara produksi kilang turun menjadi 12,53 juta barel per hari, terendah sejak Maret 2020, data pemerintah menunjukkan.

"Data resmi menunjukkan bahwa permintaan minyak melemah karena logistik domestik dan permintaan konsumen terhalang oleh rekor harga pompa minyak yang tinggi," kata Heron Lin, Ekonom di Moody's Analytics.

Permintaan minyak bisa tetap dalam tren turun untuk sisa tahun ini karena ancaman pembatasan COVID-19 mendorong penghematan dan mengurangi konsumsi minyak, tambahnya.

Saudi Aramco siap untuk meningkatkan produksi minyak mentah hingga kapasitas maksimumnya 12 juta barel per hari jika diminta oleh pemerintah Arab Saudi, kata Kepala Eksekutif Amin Nasser kepada wartawan pada Minggu (14/8/2022).

Baca juga: Harga minyak jatuh 2 persen, dipicu gangguan pasokan Teluk Meksiko AS

"Kami yakin dengan kemampuan kami untuk meningkatkan hingga 12 juta barel per hari setiap kali ada kebutuhan atau panggilan dari pemerintah atau dari kementerian energi untuk meningkatkan produksi kami," kata Nasser. Dia menambahkan bahwa pelonggaran pembatasan COVID-19 China dan peningkatan dalam industri penerbangan dapat menambah permintaan.

Harga minyak rebound lebih dari 3,0 persen minggu lalu setelah komponen pipa minyak yang rusak mengganggu produksi di beberapa anjungan lepas pantai Teluk Meksiko dan karena investor mengurangi ekspektasi untuk kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.

Produsen-produsen minyak AS telah bergerak untuk mengaktifkan kembali beberapa produksi yang dihentikan setelah perbaikan selesai Jumat (12/8/2022) malam, kata seorang pejabat Louisiana.

Perusahaan jasa energi Baker Hughes Co melaporkan pada Jumat (12/8/2022) bahwa jumlah rig minyak AS naik 3 menjadi 601 minggu lalu. Jumlah rig, indikator awal produksi masa depan, tumbuh lambat dengan produksi minyak yang baru terlihat pulih dari pemotongan terkait pandemi tahun depan.

Pasar minyak global tetap didukung oleh ketatnya pasokan menjelang sanksi Uni Eropa terhadap minyak mentah Rusia dan pasokan produk olahan musim dingin ini.

Lebih banyak pasokan bisa datang jika Iran dan Amerika Serikat menerima tawaran dari Uni Eropa untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, yang akan mencabut sanksi terhadap ekspor minyak Iran, kata para analis.

Baca juga: Harga minyak naik tipis, menuju kenaikan mingguan di tengah isu resesi

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022