Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak media untuk senantiasa bekerja sama karena berperan sangat penting untuk mewujudkan optimisme kestabilan sosial di masyarakat.

“Dengan bekerja sama, kita akan mampu memulihkan perekonomian nasional dan menjadi shock absorber berbagai gejolak yang ada. Saya berharap kita semua terus bekerja sama menciptakan optimisme untuk Indonesia ke depannya,” katanya dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.

Menko Airlangga menjelaskan pemerintah terus menjaga dan mendorong pemulihan di berbagai sektor yang saat ini menjadi penghela yakni sektor industri, sektor perdagangan, sektor informasi komunikasi, serta sektor pertanian.

Berbagai upaya pemerintah untuk mendorong pemulihan ekonomi tersebut membutuhkan peran dan kerja sama dari seluruh stakeholder. Oleh karenanya, Menko Airlangga mengajak masyarakat untuk terus optimis dan mengoptimalkan peran di sektor masing-masing untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi yang ujungnya bisa menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan.

Perekonomian Indonesia terus menciptakan optimisme dan berhasil bertumbuh di atas 5 persen pada tiga kuartal terakhir. Bahkan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,44 persen (yoy) pada Q2 tahun 2022 merupakan pertumbuhan yang impresif.

Capaian positif tersebut merupakan hasil dari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Indonesia antara lain menyokong sektor manufaktur dan sektor ekspor.

Kinerja positif tersebut, lanjutnya, juga didukung oleh inflasi yang terkendali yaitu per Juli 2022 inflasi Indonesia 4,94 persen. Angka tersebut lebih baik dari Amerika Serikat yang mencapai 8,5 persen, Jerman 7,5 persen dan Prancis yang mencapai 6,1 persen.

“Di tengah kenaikan harga-harga energi, Indonesia masih melakukan subsidi ataupun memanfaatkan kekuatan fiskal untuk menyerap sebagian daripada kenaikan harga pangan maupun energi. Sedangkan negara-negara lain melakukan pass-through yang berarti harga energi ditransmisikan kepada masyarakat,” ungkapnya.

Lebih lanjut Menko Airlangga menuturkan, untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi global, pada tahun 2022 Pemerintah masih mengalokasikan anggaran Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sebesar Rp455,6 triliun untuk memulihkan ekonomi dan juga mendorong program untuk pengurangan kemiskinan ekstrem.

Sementara itu APBN secara keseluruhan diarahkan untuk menjadi shock absorber. Pemerintah juga terus mengedepankan dan menjaga daya beli masyarakat karena sebagian besar ekonomi Indonesia juga bergantung kepada konsumsi masyarakat.

Kemudian di sisi eksternal, Indonesia memiliki modal yang baik dengan ketahanan yang terjaga akibat neraca perdagangan yang surplus selama 26 bulan berturut-turut. Ekspor Indonesia mencatatkan capaian positif sebagai peringkat ke-6 negara dengan pertumbuhan ekspor tertinggi yang mendekati 40 persen.

“IHSG juga kembali ke level sebelum pandemi. Utang Pemerintah masih di bawah 40 persen dan ekonomi di tahun 2022 secara year on year diperkirakan dalam kisaran 5,2 persen,” jelas Menko Airlangga.

Baca juga: KPK beberkan peran media dalam pencegahan korupsi di Forum APEC
Baca juga: Peran penting media terhadap keberlanjutan


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022