Jakarta (ANTARA/JACX) - Vaksin COVID-19 menyebabkan kemandulan dan kerusakan pada organ tubuh anak secara permanen, demikian unggahan yang muncul di Twitter pada 18 Juni 2022.

Unggahan video berdurasi dua menit 20 detik itu membahas data stastistik tentang anak-anak yang tidak punya risiko COVID-19.

Konten tersebut telah dilihat oleh lebih dari 11 ribu pengguna lain Twitter dan disukai 542 pengguna lainnya.

Berikut narasi pada unggahan tersebut:
"Dr. Ryan Cole : Vaksin Covid tidak sekadar membuat anak anda mandul, tetapi juga merusak organ tubuhnya (jantung, hati, otak, kelenjar adrenal, limpa, sumsum tulang. Data statistik menunjukkan bhw anak2 sama sekali tidak beresiko terhdp covid"

Lantas benarkah vaksin COVID-19 menyebabkan kemandulan dan kerusakan organ tubuh anak secara pemanen?
 
Unggahan hoaks yang menyatakan vaksin COVID-19 dapat membuat kemandulan pada anak. (Twitter)


Penjelasan:
Asisten Profesor dan Ketua Penelitian Departemen Mikrobiologi Medis & Penyakit Menular di Universitas Manitoba Kanada, Jason Kindrachuk, seperti dikutip Reuters, mengatakan belum ada identifikasi masalah kesehatan terkait hormon yang dilaporkan dari hasil uji klinis vaksin COVID-19.

Klaim tentang zat kimia yang menyebabkan kemandulan itu sangat salah dan tampak dirujuk pada kajian yang berusia puluhan tahun dengan topik penelitian yang berbeda.

Pembicara dalam unggahan video, bernama Zed Phoenix, itu mengutip sebuah kajian yang dipublikasikan pada 1989 tentang yang secara spesifik membahas vaksin anti-kesuburan di New Delhi, India. Kajian itu menggali penggunaan vaksin potensial untuk perawatan pasien-pasien kanker.

Penjelasan tentang hoaks vaksin COVID-19 menyebabkan kemandulan pernah dimuat ANTARA pada Januari 2022, dengan mengutip pernyataan ahli endokrinologi reproduksi dari MU Health Care, Albert Hsu.

Albert mengatakan tidak ada data vaksin COVID-19 dapat menyebabkan infertilitas dan tidak ada teori ilmiah yang kredibel tentang bagaimana vaksin COVID-19 dapat menyebabkan infertilitas, terutama pada wanita.

Laporan lain ANTARA, mengutip dokter spesialis kandungan di The Ohio State University Wexner Medical Center, Michael Cackovic, tidak benar vaksin COVID-19 menyebabkan kemandulan.

Demikian pula para pakar dari American College of Obsterticians and Gynecologists yang justru merekomendasikan vaksinasi bagi individy yang berusaha hamil, atau mempertimbangkan untuk hamil dan memenuhi kriteria untuk divaksin.

Klaim: Vaksin COVID-19 sebabkan kerusakan organ tubuh anak
Rating: Salah atau hoaks.

Cek fakta: Hoaks! Vaksin COVID-19 mengandung graphene, bereaksi pada jaringan 5G

Baca juga: Total penerima vaksin COVID-19 dosis penguat 58.544.800 orang

Baca juga: Epidemiolog: Booster pertama harus diprioritaskan

Pewarta: Tim JACX
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022