Inflasi sekitar 4,9 persen, angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN sekitar 7 persen.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meminta agar masyarakat bersedia untuk percaya kepada pemimpin di pemerintahan dan tidak gampang diprovokasi agar dapat menghadapi krisis global.

"Kita harus rukun, harus sejuk, harus hati-hati, kita harus bekerja sama dengan baik, kita harus percaya sama pimpinan, jangan mau diprovokasi, bikin ketenangan, kerja sama yang baik, gotong royong," kata Prabowo di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.

Prabowo menyampaikan hal tersebut seusai menghadiri penyampaian pidato kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-77 Kemerdekaan RI oleh Presiden Joko WIdodo pada Sidang Tahunan MPR Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022

"Saya kira kita bersyukur dengan prestasi yang sudah dicapai tetapi kita tetap waspada. Saya kira inti dari apa yang disampaikan Presiden bahwa situasi dunia sangat tidak menentu, kondisi dunia memprihatinkan, kondisi dunia sangat-sangat sulit, banyak kelaparan di seluruh dunia," kata Prabowo.

Artinya, Prabowo menyebut Indonesia bersyukur tetapi harus tetap waspada.

"Sebagaimana kita berhasil menghadapi pandemi, insyaallah, kita bisa menghadapi situasi yang akan datang," ungkap Prabowo.

Baca juga: Jokowi tekankan pentingnya optimalisasi ekonomi hijau
Baca juga: Presiden Jokowi: APBN Indonesia surplus Rp106 triliun


Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyebut seluruh dunia sedang menghadapi ujian karena krisis kesehatan akibat pandemi COVID-19 belum sepenuhnya pulih. Perekonomian dunia belum sepenuhnya bangkit. Tiba-tiba meletus perang di Ukraina sehingga krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan tidak terhindarkan lagi.

Hal itu mengakibatkan 107 negara terdampak krisis, sebagian di antaranya jatuh bangkrut. Selanjutnya, diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan.

Namun, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global, bahkan menjadi negara yang berhasil mengendalikan pandemi COVID-19.

"Termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan. Inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9 persen," kata Presiden.

Angka inflasi tersebut, menurut Presiden, jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7 persen.

"Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9 persen. Selain itu, ekonomi berhasil tumbuh positif di 5,44 persen pada Kuartal II 2022. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut, dan pada Semester I tahun ini surplusnya sekitar Rp364 triliun," jelas Presiden.

Ditegaskan pula bahwa capaian-capaian tersebut patut disyukuri karena fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak.

Bahkan, sampai pertengahan tahun ini, APBN juga surplus Rp106 triliun. Oleh karena itu, Pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan listrik sebesar Rp502 triliun pada tahun 2022 agar harga BBM di tengah masyarakat tidak melambung tinggi.

"Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati-hati. Namun, di sisi lain agenda-agenda besar bangsa harus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju," tegas Presiden.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022