Maka dari itu menuju 2023, Indonesia perlu menjaga momentum pemulihan ekonomi, terlebih dengan adanya bonus demografi
Jakarta (ANTARA) -
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memperkirakan Indonesia akan mengalami bonus demografi hingga tahun 2040, sehingga diharapkan momentum tersebut bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.
 
"Bonus demografi kita ruangnya benar-benar terjadi pada tahun ini, bahkan sampai dengan tahun 2040," kata Suharso dalam Konferensi Pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
 
Menurut dia, bonus demografi di suatu bangsa hanya datang sekali. Namun terdapat peluang suatu bangsa atau negara dapat memperpanjang masa bonus demografi tersebut.
 
Maka dari itu, Indonesia perlu menjaga agar rasio ketergantungan tetap di angka 41 dimana level tersebut sudah cukup rendah dan diharapkan bisa terus dijaga untuk bertahan cukup lama agar tidak kembali lagi ke level 50.
 
Untuk menjaga rasio ketergantungan, kata Suharso, sejumlah sasaran pembangunan pun ditetapkan pada 2023 yakni tingkat pengangguran terbuka yang ditekan antara 5,3 persen sampai 5,6 persen, serta rasio gini antara 0,375 ke 0,378,
 
Kemudian untuk tingkat kemiskinan akan ditekan sampai di 7,5 persen pada tahun depan. Sementara, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dijaga di level 73,49, Nilai Tukar Petani (NTP) dalam rentang 105-107, dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) di antara 107-108.
 
Ia menuturkan perekonomian Indonesia pada tahun 2022 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,3 persen, sesuai rentang yang telah diamanatkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022, yakni 5,2 persen sampai 5,5 persen.
 
"Maka dari itu menuju 2023, Indonesia perlu menjaga momentum pemulihan ekonomi, terlebih dengan adanya bonus demografi," tuturnya.


Baca juga: Indonesia dinilai perlu optimalkan bonus demografi dorong ekonomi
Baca juga: BRIN: Tingkatkan pembangunan manusia maksimalkan bonus demografi
Baca juga: Kualitas sumber daya manusia jadi tantangan utama bonus demografi

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022