Hong Kong (ANTARA) - Mata uang utama bertahan stabil di perdagangan Asia pada Rabu pagi, menjelang hari lain ketika kebijakan bank sentral menjadi pusat perhatian bagi para pedagang dengan pertemuan Reserve Bank of New Zealand (bank sentral Selandia Baru/RBNZ) dan risalah Federal Reserve dari pertemuan baru-baru ini keduanya akan dirilis.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, berada di 106,46 pada perdagangan pagi, setelah berakhir pada Selasa (16/8/2022) sebagian besar tidak berubah.

Indeks telah memulihkan sebagian besar penurunannya minggu lalu setelah inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan tetapi tetap jauh dari puncak pertengahan Juli di 109,29.

"Kepedulian The Fed dengan pasar dalam beberapa hari dan minggu terakhir adalah bahwa mereka (The Fed) tidak setuju dengan pandangan pasar bahwa pihaknya akan memangkas suku bunga pada tahun 2023," kata Kepala Strategi Valas Global National Australia Bank, Ray Attrill.

"Jadi, jika ada hal-hal dalam risalah yang mendorong kembali gagasan itu, dan itu mendorong perkiraan kembali kurva suku bunga AS untuk tahun 2023, itu bisa menjadi katalis untuk pembalikan kelemahan dolar AS yang telah menjadi ciri bulan lalu."

Dia mengatakan, yang juga menarik adalah apakah reli pasar ekuitas baru-baru ini akan berlanjut, karena sentimen risiko dan dolar AS telah berkorelasi negatif dalam beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Dolar sedikit berubah, investor tunggu data penjualan dan risalah Fed

Euro stabil di 1,0169 dolar setelah menekan kenaikan kecil semalam, dan sterling terakhir diambil di 1,2106 dolar.

Yen Jepang berada di 134,1 di awal Asia. Mata uang ini telah menjadi penerima manfaat utama dari dolar yang lebih lemah dan menguat hingga 131,7 per dolar minggu lalu, tetapi sejak itu mengembalikan sebagian dari keuntungan tersebut.

Dolar Selandia Baru stabil di 0,6344 dolar AS menjelang pertemuan bank sentral, sementara dolar Australia merosot ke level terendah satu minggu di 0,6988 dolar AS dan terakhir melemah 0,43 persen pada 0,6993 dolar AS setelah data menunjukkan pertumbuhan upah kuartal terakhir tertinggal dari perkiraan ekonom.

RBNZ diperkirakan akan tetap pada pendiriannya yang hawkish dan memberikan kenaikan suku bunga setengah poin keempat berturut-turut, menurut jajak pendapat Reuters, yang akan menandai pengetatan paling agresif dalam lebih dari dua dekade untuk mencoba mengendalikan inflasi yang sangat tinggi.

Dengan pasar yang begitu yakin bahwa RBNZ akan menaikkan suku bunga 50 basis poin dan melanjutkan retorika hawkish, setiap perbedaan dari itu kemungkinan akan menyebabkan volatilitas, kata Attrill.

Di pasar mata uang kripto, bitcoin kembali melayang di sekitar 24.000 dolar AS, turun dari level tertinggi dua bulan di 25.200 dolar AS yang dicapai pada Senin (15/8/2022).

Baca juga: Pertumbuhan lemah ekonomi China angkat dolar AS dan tekan Aussie
Baca juga: Rupiah ditutup melemah jelang HUT RI, dipicu aksi ambil untung


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022