Jakarta (ANTARA) - Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengenang bangsa Indonesia sebagai bangsa yang tangguh saat menghadapi bencana tsunami pada 2004 maupun sejumlah gempa dalam periode kepemimpinannya.

"Bangsa Indonesia sejak era kemerdekaan hingga sekarang ini adalah bangsa yang tangguh, pantang menyerah, dan memiliki daya juang yang kuat. Ada 2 pengalaman yang ingin saya bagikan. Pertama adalah kebersamaan dan ketangguhan kita dalam menghadapi bencana tsunami akhir 2004," kata SBY dalam video peringatan HUT ke-77 RI di kanal Youtube Serektariat Presiden pada Rabu.

SBY menyebut tsunami tersebut menjadi bencana terdahsyat di dunia pada awal abad 21.

"Serta bencana-bencana lain seperti gempa Jogja dan gempa Padang yang skalanya besar. Sebagai presiden tentu saya menjalankan kepemimpinan dan manajemen krisis. Saya mencatat kebersamaan dan kerja keras kita dulu sungguh luar biasa besarnya," tambah SBY.

Contoh lain Indonesia sebagai bangsa yang tangguh adalah ketika Indonesia terdampak oleh krisis ekonomi global tahun 2008 dan 2009.

Baca juga: Megawati sebut keikutsertaan rakyat berperan saat RI tangani krisis

"Krisis yang merontokkan ekonomi hampir semua negara. Lagi-lagi kita tidak panik, tidak kehilangan semangat dan kehilangan akal dan tidak menyalahkan keadaan," ungkap SBY.

SBY menyebut saat itu berbagai elemen bangsa bersatu dan bekerja bersama demi mengatasi krisis.

"Mulai dari pemerintah pusat, dan pemerintah daerah, para ekonom, para pelaku bisnis, para organisasi pekerja, pers dan media, dan masyarakat luas. Itulah kebersamaan kita, persatuan kita dan daya juang yang kita tunjukkan dulu. Ekonomi tumbuh rata-rata 6 persen setelah itu dan kesulitan rakyat bisa kita kurangi secara signifikan," ungkap SBY.

SBY pun yakin generasi bangsa Indonesia pada periode kapan pun akan tetap memiliki ketangguhan dan daya juang.

Presiden SBY sendiri tidak menghadiri Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia di Istana Merdeka karena sedang berada di Kuala Lumpur, Malaysia.

Baca juga: Hamzah Haz: Tunjukkan identitas RI yang besar dan disegani pada dunia

Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI dimulai tepat pada 09.45 WIB.

Upacara diawali dengan kedatangan Presiden RI beserta Ibu Iriana Joko Widodo dan Wakil Presiden RI beserta Ibu Wury Ma’ruf Amin. Acara dilanjutkan dengan tembakan meriam 17 kali, sirene, beduk di masjid-masjid serta lonceng di gereja-gereja, dibunyikan selama 1 menit.

Dilanjutkan Pembacaan Naskah Proklamasi oleh Ketua DPD-RI Lanyalla Mataliti, mengheningkan cipta dipimpin oleh Inspektur Upacara Presiden Joko Widodo, Pembacaan Doa oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka selanjutnya mengibarkan Bendera Negara Sang Merah Putih, dilanjutkan dengan "Flypast" Pesawat Tempur dan Helikopter TNI AU.

Acara dilanjutkan dengan persembahan lagu-lagu oleh Paduan Suara dan Orkestra Gita Bahana Nusantara yang menyanyikan "Hari Merdeka", medley lagu daerah, "Syukur", "Ojo Dibandingke dan Joko Tingkir" oleh Farel Prayoga.

Baca juga: Try Sutrisno: Indonesia harus semangat juang lanjutkan perjuangan

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022