Nilai tukar rupiah mungkin bisa tertekan lagi terhadap dolar AS hari ini karena sentimen The Fed
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah usai dirilisnya notulen rapat bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).

Rupiah pagi ini melemah 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.786 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.768 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah mungkin bisa tertekan lagi terhadap dolar AS hari ini karena sentimen The Fed," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Ariston menyampaikan notulen rapat The Fed yang dirilis dini hari tadi mengungkapkan keinginan bank sentral untuk melihat inflasi AS turun secara signifikan.

Menurut Ariston, hal itu berarti The Fed masih akan mendorong kebijakan kenaikan suku bunga acuannya ke depan.

Baca juga: Rupiah Kamis pagi melemah 18 poin

"Indikasi ini bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah hari ini," ujar Ariston.

Selain itu perlambatan ekonomi China sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua karena lockdown akibat pandemi COVID-19, sebagaimana rilis data ekonomi China pada awal pekan lalu, juga dinilai bisa menjadi sentimen negatif ke pasar.

"Di sisi lain penurunan harga minyak mentah dunia mungkin bisa menjadi katalis positif untuk rupiah," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan melemah ke kisaran level Rp14.800 per dolar AS dan level support Rp14.740 per dolar AS.

Pada Selasa (16/8)  rupiah ditutup melemah 26 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp14.768 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.742 per dolar AS.

Baca juga: Dolar pangkas kenaikan, investor cerna risalah pertemuan Fed
Baca juga: Harga emas jatuh 13 dolar, perpanjang kerugian 3 hari beruntun



 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022