Jakarta (ANTARA) - Kementerian ESDM memberikan bantuan pasang baru listrik bagi warga tidak mampu dan tinggal di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T) sebagai kado Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

Kementerian ESDM menargetkan 80.000 rumah tangga tidak mampu dan tinggal di daerah 3T menjadi sasaran Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) melalui APBN 2022.

Sopi'i (40), warga Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu Jawa Timur, menjadi salah satu penerima bantuan pemerintah tepat saat Peringatan HUT Ke-77 Kemerdekaan RI tersebut.

"Saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah, di Hari Kemerdekaan ini saya punya listrik sendiri," ucapnya, dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Kamis.

Petugas kebersihan Pemerintah Kota Batu ini sebelumnya harus berbagi meteran listrik dengan rumah orang tuanya, karena keterbatasan biaya penyambungan baru. "Mau buat saluran listrik sendiri, uangnya tidak cukup," ujar Sopi'i.

Baca juga: Kementerian ESDM bidik pemasangan listrik 80 ribu rumah tangga

Setelah mendapat bantuan BPBL dari Kementerian ESDM, Sopi'i kini resmi menjadi pelanggan listrik PT PLN (Persero).

Bantuan serupa juga diterima Agustinus Rengga (67), warga Desa Ndetundora II, Kecamatan Ende, Kota Ende, Nusa Tenggara Timur. Untuk menerangi rumahnya di malam hari, petani kebun itu sebelumnya hanya mengandalkan lampu pelita minyak tanah.

"Kami sempat berbagi saluran listrik dari tetangga, tetapi dua tahun terakhir diputus," ujarnya.

Rengga pun bersyukur dan merasakan kemerdekaan sejati setelah memiliki jaringan listrik sendiri lewat Program BPBL Kementerian ESDM.

Sebelumnya Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari mengatakan Program BPBL, yang telah mendapatkan persetujuan Komisi VII DPR, bertujuan mengejar target 100 persen rasio elektrifikasi.

Baca juga: Pemerintah targetkan rasio elektrifikasi 100 persen tahun depan

"Pemerintah memiliki beberapa strategi seperti perluasan jaringan, pembangunan minigrid, pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), alat penyalur daya listrik (apdal), stasiun pengisian energi listrik (SPEL), serta BPBL," ujarnya.

Hingga semester I 2022, Ida menyebutkan rasio elektrifikasi atau perbandingan rumah tangga berlistrik dengan total rumah tangga telah mencapai 99,56 persen.

Sementara itu Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar mengungkapkan masyarakat penerima manfaat Program BPBL akan mendapatkan instalasi listrik rumah berupa tiga titik lampu dan satu kotak kontak, pemeriksaan dan pengujian instalasi Sertifikat Laik Operasi (SLO), penyambungan ke PLN, dan token listrik pertama.

Ia menyebutkan Program BPBL memiliki berbagai manfaat diantaranya penerima bantuan menjadi pelanggan PLN, masyarakat tidak mampu memperoleh listrik lebih andal dan aman, membantu proses belajar anak-anak pada malam hari, tersedianya akses informasi dan hiburan melalui pemanfaatan listrik untuk media elektronik, serta meningkatkan taraf kehidupan dengan memanfaatkan listrik untuk kegiatan ekonomi produktif.

Program BPBL, menurutnya, menjadi komitmen pemerintah dalam pemerataan akses listrik di Indonesia dan bukti negara hadir dalam upaya peningkatan rasio elektrifikasi.

Baca juga: Menteri ESDM: Rasio elektrifikasi Indonesia naik, capai 99,4 persen

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022