Berarti mereka akan bekerja, berbelanja, mengakses pendidikan, melakukan perawatan kesehatan, dan kegiatan apapun termasuk pariwisata dan ekonomi kreatif di metaverse...
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan pemasaran melalui metaverse menjadi keniscayaan seiring semakin terakselerasi digitalisasi dengan potensi yang sangat besar.

Menurut dia, Bloomberg memproyeksikan metaverse akan menjadi masa depan internet dengan nilai yang ditaksir mencapai 800 miliar dolar AS pada 2024, dan pada 2026 bakal ada 25 persen dari populasi dunia menghabiskan waktu sekitar satu jam sehari di metaverse.

"Berarti mereka akan bekerja, berbelanja, mengakses pendidikan, melakukan perawatan kesehatan, dan kegiatan apapun termasuk pariwisata dan ekonomi kreatif di metaverse. Ada di dalam ruang meta yang tentunya harus kita lakukan langkah-langkah terobosan dari empat tahun sebelum itu," kata Sandiaga lewat keterangan resmi, Jakarta, Kamis.

Pemerintah disebut harus menghadirkan dan memfasilitasi seluruh pihak agar bisa memastikan metaverse meningkatkan kesejahteraan.

Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, bahwa transformasi digital termasuk metaverse wajib mendorong kedaulatan dan kemandirian digital Indonesia.

“Dalam transformasi ini, jangan sampai justru kita menjadi tamu di tanah kita sendiri. Bagaimana kita bisa menghadirkan konten-konten kreatif dan kekuatan digitalisasi kita berdasarkan Pancasila dan kebhinekaan dengan tentunya berakar pada kearifan lokal yang kita miliki," ucapnya.

Karena itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menghadirkan platform "WonderVerse Indonesia" dalam upaya mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) Indonesia secara interaktif digital.

Pengembangan dunia meta (metaverse) "WonderVerse Indonesia” berkolaborasi dengan PT. Magnus Digital Indonesia yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani dengan Chief Executive Officer (CEO) Magnus Digital Indonesia Hendra Liman.

Dia mengharapkan platform “WonderVerse Indonesia” menjadi game changer dalam promosi parekraf Indonesia ke depan.

"Ini adalah langkah awal dari begitu banyak prestasi yang harus kita capai, dan ini juga bertepatan dengan momentum kemerdekaan kita ke-77 untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. Saya harapkan pelaku industri dan UMKM harus siap mengisi dengan produk-produk ekonomi kreatifnya dan destinasi wisata dipasarkan secara virtual,” ujar dia

CEO Magnus Digital Indonesia, Hendra Liman menerangkan bahwa WonderVerse Indonesia terbagi menjadi empat bagian atau yang disebut dengan nama “land”, yakni representasi Indonesia sebagai negara kepulauan.

Pertama adalah “Lobby”, yaitu bagian untuk pengunjung bisa berinteraksi dengan hewan endemik, galeri lukisan dari seniman Indonesia, serta layar lebar yang disediakan. Selanjutnya ialah “WonderFUN Land” yang menghadirkan berbagai gim khas Indonesia serta hiburan seperti pertunjukan wayang dan tari-tarian.

Kemudian “WonderGoods Land”, yakni pengunjung bisa bertransaksi barang-barang khas Indonesia yang dipasarkan oleh para pelaku parekraf.

Bagian terakhir ialah “WonderREAL Land” dengan pengunjung dapat langsung membeli tiket penerbangan, hotel, dan akomodasi selama liburan untuk mengunjungi Indonesia sesuai destinasi yang diinginkan.

"Kami berharap MetaVerse Indonesia dapat menjadi wadah untuk memperkenalkan keindahan budaya Indonesia ke mata dunia. WonderVerse Indonesia dapat memberikan manfaat yang besar untuk Indonesia dari sisi digital, dari sisi travel dan terutama dari sisi ekonomi kreatif," ungkap Hendra Liman.

Saat ini, kata Hendra, MetaVerse Indonesia masih dalam tahap penyempurnaan dan mulai bisa diakses di kuartal IV-2022.

Baca juga: Sandiaga: Wisata Kepulauan Seribu akan ciptakan 35 ribu lapangan kerja

Baca juga: Sandi: RI punya kapabilitas pimpin dunia tuntaskan masalah parekraf

Baca juga: Sandi yakini protokol CHSE bisa tangkal penyebaran cacar monyet

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022