BI akan terus mengarahkan kebijakan-kebijakan kami untuk memastikan stabilitas inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah, dan bersama mendorong pertumbuhan ekonomi
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut nilai tukar rupiah termasuk mata uang yang paling stabil di dunia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi.

"Maka dari itu BI terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.

Adapun langkah stabilisasi kurs Garuda tersebut merupakan salah satu bagian dari kebijakan moneter bank sentral yang saat ini memang terus diarahkan kepada stabilisasi.

Selain stabilisasi nilai tukar, pihaknya juga mengelola likuiditas yang cukup dan masih bisa mempertahankan suku bunga acuan dalam level yang rendah yakni 3,5 persen untuk sementara waktu.

Baca juga: BI luncurkan 7 pecahan uang rupiah kertas baru tahun emisi 2022
Baca juga: Sri Mulyani sebut rupiah kertas baru bentuk kebanggaan RI


Sementara itu kebijakan BI lainnya yakni kebijakan makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, kebijakan pasar uang, kebijakan untuk UMKM, dan kebijakan ekonomi keuangan syariah masih diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

"BI akan terus mengarahkan kebijakan-kebijakan kami untuk memastikan stabilitas inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah, dan bersama mendorong pertumbuhan ekonomi," tegas Perry Warjiyo.

Oleh karenanya Perry Warjiyo menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, selaku Ketua Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan seluruh para menteri yang bekerja keras, para gubernur, bupati, dan walikota, yang juga bekerja dengan usaha ekstra untuk mengendalikan inflasi.

Baca juga: BI ajak OP digencarkan, tekan inflasi pangan turun hingga ke 5 persen

Menurutnya, diperlukan langkah bersama untuk mengendalikan tekanan inflasi pangan, mendorong produksi, serta mendukung ketahanan pangan nasional, lantaran tidak hanya penting bagi pemulihan ekonomi, tetapi juga memperkuat kesejahteraan rakyat.

Untuk itu beberapa waktu lalu BI dengan pemerintah pusat dan daerah menginisiasi suatu gerakan di beberapa daerah untuk pengendalian inflasi pangan sejak Agustus 2022.

"Gerakan ini merupakan wujud komitmen bersama untuk dapat segera mengatasi tingginya inflasi pangan sehingga menjaga daya beli masyarakat," tutur Perry Wariyo.

Baca juga: BI perkirakan ekonomi Indonesia alami deflasi 0,1 persen pada Agustus
Baca juga: Rupiah melemah, tertekan rilis notulen The Fed dan perlambatan China


.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022