Komitmen kami adalah membangun dan mengembangkan data center ramah lingkungan di dalam kota untuk menjadi partner strategis para pelanggan dalam mencapai target bisnisnya melalui transformasi digital
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan penyedia layanan data center ramah lingkungan AtriaDC dalam dua tahun ke depan mengalokasikan dana investasi senilai 100 juta dolar AS -150 juta dolar AS atau sekitar Rp1,5 triliun - Rp2,2 triliun untuk memperkuat bisnisnya.

Presiden Direktur AtriaDC Angelo Syailendra mengatakan, perusahaan telah mengoperasikan data center yang memungkinkan pelanggan dapat terhubung dengan ekosistem global secara cepat dan fleksibel.

Oleh karena itu, perseroan akan terus fokus mengembangkan data center di dalam kota yang menjadi pusat interaksi ekonomi dan bisnis. Dengan konsep data center ramah lingkungan, AtriaDC juga ingin mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mewujudkan net zero emission pada 2060.

"Komitmen kami adalah membangun dan mengembangkan data center ramah lingkungan di dalam kota untuk menjadi partner strategis para pelanggan dalam mencapai target bisnisnya melalui transformasi digital," ujar Angelo dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Angelo menyampaikan, proses digitalisasi di Indonesia berlangsung sangat cepat dan membutuhkan dukungan data center yang besar.

Untuk mendukung strategi bisnisnya, AtriaDC telah mengakuisisi aset data center yang sudah beroperasi di dalam kota yang berada di wilayah Jakarta Barat dengan ketersediaan lahan (landbank) yang menyanggupi total kapasitas sekitar 30 megawatt (MW).

Ke depan, AtriaDC akan terus membangun atau mengakuisisi aset data center ramah lingkungan di dalam kota dengan menganut prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG)melalui penciptaan green data center serta penggunaan teknologi energi terbarukan yang efisien.

"Akuisisi ini merupakan langkah awal kami untuk memperkuat posisi AtriaDC sebagai penyedia data center di dalam kota dengan mempertimbangkan besarnya populasi end-user di wilayah sekitar serta tingkat kerapatan jaringan (network density) yang merupakan kriteria utama dari bisnis edge data center," ujar Angelo.

Pengembangan AtriaDC sebagai data center ramah lingkungan akan mendapat dukungan penuh dari PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) sebagai pemegang saham utama.

Dukungan terhadap AtriaDC itu menjadi bukti konsistensi Saratoga sebagai perusahaan investasi aktif untuk mengambil inisiatif didepan dalam mengembangkan dan mewujudkan kemajuan ekonomi digital di Indonesia. Dukungan penuh dari Saratoga akan memungkinan AtriaDC untuk mengeksekusi rencana bisnisnya secara terukur, disiplin, dan optimal.

Partisipasi Saratoga dalam mengembangkan AtriaDC menjadi bentuk komitmen perusahaan untuk selalu aktif dalam pengembangan sektor-sektor bisnis strategis yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dalam jangka panjang dan berdampak besar bagi kemajuan ekonomi Indonesia.

"Saratoga dengan pengalaman dan sumber daya yang dimiliki akan terlibat aktif mendukung AtriaDC menjadi perusahaan yang mengembangkan edge data center berkonsep purpose built ramah lingkungan dan menjadi solusi digitalisasi di Indonesia," kata Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) Michael William P. Soeryadjaya.

Pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia saat ini belum diimbangi dengan kapasitas pusat data terpasang yang mumpuni. Dibandingkan lima negara utama di ASEAN (Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina), Indonesia memiliki porsi kapasitas pusat data terpasang sebesar 12,7 persen. Padahal pengguna seluler (43,8 persen) dan pengguna internet (41,2 persen) di Indonesia merupakan yang terbesar.

Dengan populasi masyarakat Indonesia lebih dari 270 juta jiwa, kapasitas terpasang data center Indonesia saat ini baru 0,6 watt per kapita atau rata-rata agregat sekitar 167 megawatt, jauh lebih rendah dibandingkan Jepang yang dengan populasi 126 juta jiwa memiliki kapasitas terpasang data center sekitar 15 watt per kapita.

"Ini merupakan sebuah potensi yang sangat menjanjikan. Jumlah pengguna internet Indonesia yang sudah mencapai 73,7 persen dari jumlah populasi tentunya membutuhkan dukungan data center dengan jaringan yang handal, cepat, dan stabil. Kami berusaha mengoptimalkan peluang digitalisasi ini dengan layanan terbaik yang didukung infrastruktur dan SDM yang handal," kata Angelo.

Baca juga: Data Center First bangun pusat data seluas 2,57 hektare di Batam

Baca juga: Telkom pastikan pengembangan pusat data jadi tantangan bisnis ke depan

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022