Kami bidang usaha yang mengolah single use plastic menjadi bahan bangunan, paving block, holo block dan roster dan seluruh produk kita sudah masuk tes di Kementerian Perindustrian
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan sektor konstruksi Rebcriks Indonesia mengumpulkan hampir 50 kilogram sampah plastik per hari yang didaur ulang untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan material bangunan paving block dan hollow block.

“Kami bidang usaha yang mengolah single use plastic menjadi bahan bangunan, paving block, holo block dan roster dan seluruh produk kita sudah masuk tes di Kementerian Perindustrian,” kata CEO Rebricks Indonesia, Novita Tan yang hadir dalam peluncuran buku The Future is Circular: Langkah Nyata Inisiatif Ekonomi Sirkular di Indonesia” yang disaksikan secara daring di Jakarta, Kamis.

Rebrick yang menjadi salah satu inisiator ekonomi sirkular yang terlibat dalam buku yang diluncurkan Bappenas dan UNDP tersebut, merupakan perusahaan yang mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan bangunan. Rebricks fokus menggunakan sampah-sampah tertolak seperti soft plastic packaging, kemasan saset multilayer, kantong kresek, label minuman, dan bubble wrap.

Untuk saat ini, Rebricks masih menerima sampah dari rumah tangga perorangan dan usaha kecil saja, misalnya warung-warung. Sampah-sampah itu kemudian dicacah sebanyak dua kali, dicampur dengan formula lain, dilakukan masa perawatan/curing selama 21 hari, lalu dicetak menjadi paving block dan hollow block dari hasil daur ulang.

Novita menyampaikan material buatan mereka bersifat tahan lama, bisa dipakai hingga lebih dari 20 tahun dan bisa menahan beban hingga 250 kg per cm2. Setiap 1 m2 paving block berisi minimal 880 lembar sampah saset. Oleh karena itu, karena kapasitas produksi Rebricks per harinya bisa mencapai 100 m2/ hari, sehingga sekitar 88.000 sampah saset bisa berkurang per harinya.

“Dan setelah itu sebenarnya masih bisa didayagunakan lagi setelah itu. Seperti dijadikan pagar oleh akrena itu kita harus memastikan kualitasnya bagus dari daur ulangnya,” ujarnya.

Selain memasok untuk kebutuhan konsumennya, Rebricks juga mengaplikasikan material bahan bangunannya pada bangunan publik, salah satunya dalam Pembangunan fasilitas komunal Mandi-Cuci-Kakus (MCK).

Januari 2022 lalu, Rebricks berkolaborasi dengan Novo Nordisk membangun MCK yang terdiri dari 4 bilik, 2 toilet, dan 2 kamar mandi untuk masyarakat Kampung Pemulung Cireundeu. Sebanyak 125 kilogram atau setar 125 ribu sampah kemasan plastik sekali pakai digunakan sebagai bahan bangunan MCK tersebut.

Kemudian pada tahun ini, Rebricks, Hush Puppies Indonesia, dan Komunitas Lebah memberikan fasilitas MCK untuk warga Kampung Panagan, Sukamakmur, Bogor menggunakan 150 kilogram sampah kemasan tertolak sebagai bahan bangunan MCK.

Adapun hingga Mei 2022, Rebricks telah mengumpulkan 17.500 kilogram sampah plastik. Rebricks juga berhasil meningkatkan penggunaan sampah plastik 5 kali lipat dari sekurang-kurangnya 1.000 kilogram di 2020 menjadi 5.000 kilogram pada 2021 dan diperkirakan meningkat lagi di tahun 2022. Hingga Maret 2022 sudah menggunakan 3.500 kilogram sampah plastik.

Baca juga: Bappenas: 36 inisiator ekonomi sirkular hemat Rp431,9 miliar
Baca juga: Bappenas-UNDP luncurkan buku langkah nyata inisiatif ekonomi sirkular
Baca juga: Produsen dukung gerakan pengurangan timbulan sampah


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022