Smelternya sekarang sudah dibangun, sudah selesai dan diharapkan akhir 2022 semua sudah bisa beroperasi. Harapannya kita punya direction (tujuan) ke sana sehingga itu jadi bagian dari pemenuhan kewajiban kita terkait hilirisasi
Jakarta (ANTARA) - PT Gag Nikel, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), melakukan pendekatan berbeda untuk mendukung program hilirisasi yang tengah digencarkan pemerintah.

Presiden Direktur PT Gag Nikel Khaidir Said, dalam peluncuran buku sejarah Gag Nikel 1998-2017 di Jakarta, Kamis, mengatakan jika dahulu hilirisasi dilakukan dengan membangun smelter sendiri, kini perusahaan tambang nikel itu berperan hanya sebagai pemasok.

"Kalau dulu kita mulai hilirisasi itu kita upayakan bangun sendiri bersama partner tapi sekarang pendekatannya berbeda. Merujuk pada beberapa skema yang sudah tidak berhasil sebelumnya, sekarang kita bersama pemegang saham, dalam hal ini Antam, bekerja sama dengan perusahaan yang sudah bangun smelter di Indonesia," katanya.

Khaidir mengakui Gag Nikel memang mengalami kebuntuan untuk bisa membangun smelter sendiri. Ia mengungkapkan telah menggaet sejumlah mitra untuk melakukan studi kelaikan (feasibility study/FS) namun semuanya gagal.

"Sampai akhirnya di waktu yang kita harapkan kerja sama yang kita rintis ini deadlock (buntu). Tapi itu tidak membuat kita goyah. Perjalanan sampai perizinan operasi juga berliku, sampai perjalanan hilirisasi," katanya.

PT Gag Nikel, lanjut Khaidir, mengatakan tengah melakukan pembicaraan kerja sama untuk menyuplai bijih nikel ke smelter dengan calon mitra strategis, akhir tahun 2022 ini. Namun, Khaidir belum bisa memastikannya karena pembahasan kerja sama yang belum final. Harapannya akhir 2022 ini sudah bisa beroperasi sehingga itu jadi bagian dari pemenuhan kewajiban kita terkait hilirisasi," katanya.

Ada pun sejauh ini perusahaan tambang yang beroperasi di Pulau Gag, Papua Barat, itu masih melakukan penjualan bijih nikel ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Weda Bay, Maluku Utara.

Khaidir menambahkan, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk bisa melakukan hilirisasi sendiri untuk mengolah bijih nikel limonit yang banyak cadangannya.

"Kita juga akan ikut perkembangan hilirisasi. Hilirisasi itu tidak terkait hanya bijih nikel saprolit tapi juga limonit. Ke depannya kita tidak menutup kemungkinan juga melakukan hilirisasi untuk pengolahan limonit. Yang cukup banyak cadangannya," kata Khaidir.

Sebagai catatan, bijih limonit terdapat dalam lapisan yang lebih dangkal, sedangkan saprolit terdapat dalam lapisan yang lebih dalam. Kadar nikel dalam bijih jenis saprolit lebih tinggi dibanding bijih nikel jenis limonit.

Baca juga: Anak usaha Antam Gag Nikel luncurkan buku sejarah perjalanan bisnis
Baca juga: Gag Nikel implementasikan delapan program pemberdayaan masyarakat
Baca juga: Analis rekomendasikan 'wait and see' emas batangan

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022