Teks proklamasi tulisan tangan asli dari Bung Karno adalah satu dasar, satu bukti utama tentang berdirinya negara kita
Jakarta (ANTARA) - Sekretariat Presiden RI pada Kamis mengembalikan naskah asli teks proklamasi tulisan tangan Presiden Soekarno untuk disimpan dan dirawat oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Sehari sebelumnya, dokumen bersejarah itu turut dihadirkan di mimbar kehormatan pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8).

Kepala ANRI Imam Gunarto yang menerima langsung pengembalian naskah asli proklamasi dari Kepala Biro Administrasi Sekretariat Presiden Sony Kartiko menyambut baik kembalinya dokumen penting itu agar tetap bisa disimpan, dirawat, dilestarikan, dan diwariskan kepada generasi yang akan datang.

"Teks proklamasi tulisan tangan asli dari Bung Karno adalah satu dasar, satu bukti utama tentang berdirinya negara kita," kata Imam dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta.

Menurut Imam keberadaan naskah asli teks proklamasi tulisan tangan Bung Karno dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi di Istana Merdeka menjadi upaya menjaga semangat para pendiri bangsa bahwa Indonesia dibangun untuk kepentingan kemerdekaan dan kesejahteraan masyarakat bersama.

Baca juga: Naskah asli teks proklamasi akan disandingkan dengan bendera pusaka

Baca juga: Naskah asli Teks Proklamasi akan kembali dihadirkan di Istana Merdeka


Imam juga berterima kasih kepada Sekretariat Presiden beserta Kementerian Sekretariat Negara atas kesempatan bagi ANRI berkontribusi dalam peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-77 RI.

Dalam kesempatan yang sama, Duta Arsip Rieke Dyah Pitaloka mengingat lagi pentingnya tindakan Sayuti Melik, B.M. Diah, dan para pahlawan pendiri bangsa yang telah menyelamatkan naskah asli teks proklamasi tulisan tangan Bung Karno.

Politisi PDI Perjuangan anggota Komisi VI DPR RI itu menilai bahwa naskah tersebut merupakan bukti otentik kemerdekaan RI dan bukan hanya sekadar tulisan.

"Kalau kita perhatian dengan saksama, itu kita bisa merasakan bukan sekadar tulisan, itu adalah jiwa Indonesia yang merdeka," tutur Rieke.

Menurut catatan sejarah, naskah asli teks proklamasi diselamatkan dan disimpan oleh tokoh pers sekaligus pejuang kemerdekaan, B.M. Diah, untuk kemudian diserahkan kepada Presiden Kedua RI Soeharto.

Naskah itu kemudian diteruskan kepada Menteri Sekretaris Negara 1988-1998 Moerdiono, sebelum diserahkan kepada ANRI pada 1992 untuk disimpan dan dirawat hingga kini.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022