Jakarta (ANTARA News) - Pendapatan cukai rokok terus meningkat setiap tahun meskipun pemerintah telah memberlakukan label peringatan merokok di setiap bungkus dan mempersempit gerak ruang area merokok. "Meskipun gerak ruang merokok semakin dipersempit tetapi pendapatan negara dari cukai rokok setiap tahun terus meningkat, tahun 2005 mencapai Rp 8 triliun, lebih besar dibanding dengan pendapatan dari PT.Freeport di Papua yang setiap tahun rata-rata Rp2,4 triliun, kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris di Banda Aceh, Minggu setelah meresmikan pembangunan SMPN 1 Banda Aceh. Menteri Perindustrian mengutip data dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan pendapatan negara menurut perjanjian tambang emas terbesar di Indonesia yang diperbarui tahun 1991 dan berlaku hingga tahun 2005 sebesar Rp2,4 triliun per tahun. "Kalau melihat data tersebut maka sektor cukai rokok ini jauh lebih besar. Tidak pakai demo, tidak pakai korban jiwa," katanya bercanda. Menurut dia, jika pemerintah terus melakukan penertiban pabrik rokok illegal maka pemerintah dapat tambahan lagi pendapatan sekitar Rp3,54 triliun setiap tahun. Pabrik rokok illegal tersebut diperkirakan sebanyak 15 pabrik di Jawa Timur dan tiga pabrik di Jawa Tengah. "Pemerintah pokoknya akan terus menertibkan pabrik rokok dengan melakukan koordinasi lintas departemen", katanya. Yang disebut pabrik rokok illegal itu, katanya adalah pabrik rokok yang tidak punya perizinan, dan memakai pita cukai palsu. Ia mengatakan, selain kontribusi di pendapatan negara semakin meningkat, sektor ini juga turut andil dalam mengurangi pengangguran di tanah air. Jumlah tenaga kerja yang diserap di sektor ini sebanyak 1,5 juta orang sedangkan tenaga kerja yang diserap tidak langsung seperti petani tembakau dan tukang-tukang rokok diperkirakan mencapai 7,5 juta orang dan jumlah ini terus berkembang. Sementara itu, Gubernur NAD Mustafa Abubakar dalam sambutannya mengatakan berdirinya kembali SMP Negeri 1 Banda Aceh berkat sumbangan PT.Gudang Garam dan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat berupa piranti sekolahan. "SMP ini, SMP tertua di Banda Aceh berdiri tahun 1941," katanya. Bangunan lama SMP tersebut sebelumnya luluh lantak diterjang gelombang Tsunami 26 Desember 2004. Bangunan 150 unit ruangan hancur sehingga kegiatan belajar SMP Negeri 1 Banda Aceh dipindahkan di berbagai tempat yang masih selamat. Ia mengatakan Tsunami Desember 2004 telah membawa hikmah bagi masyarakat Aceh, karena sekarang Aceh sudah tenang aman dan tidak warga sudah tidak khawatir lagi keluar malam. "Yang dulu Aceh terasa tertutup kini sudah terbuka bagi warga lainnya dan siap menerima investor untuk menggerakan roda perekonomian daerah sini yang kini sedang bangkit," katanya. Menurut dia, pembangunan sektor pendidikan telah menjadi prioritas utama sehingga diharapkan tahun 2007 sektor pendidikan telah pulih kembali. Akibat tsunami sektor pendidikan kehilangan 1800 ruang kelas dan untuk banda Aceh sebanyak 168 sekolahan dari SD sampai SMA.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006