Tidak ada indikasi para mahasiswa itu masih hidup. Semua kesaksian dan bukti menunjukkan mereka dibunuh secara licik dan dihilangkan,
Mexico City (ANTARA) - Para pejabat Meksiko pada Kamis mengatakan hilangnya 43 mahasiswa pada 2014 adalah kejahatan negara yang ditutup-tutupi pemerintah sebelumnya.

Presiden Andres Manuel Lopez Obrador telah berjanji untuk mengungkap apa yang terjadi pada para mahasiswa yang hilang di Kota Iguala pada September 2014 itu.

Dia menolak penjelasan pemerintah yang dipimpin presiden saat itu, Enrique Pena Nieto, tentang kasus yang menyulut kemarahan dunia tersebut.

Petinggi hak asasi manusia Meksiko, Alejandro Encinas, mengatakan dalam jumpa pers bahwa keterlibatan pemerintah--termasuk pejabat lokal, negara bagian dan federal--dalam kasus itu menunjukkan adanya "kejahatan negara".

Baca juga: Meksiko setujui pembentukan garda nasional penumpas kejahatan

Pemerintah sebelumnya disebut telah "menyembunyikan kebenaran fakta-fakta, mengubah tempat kejadian perkara, menutupi kaitan pemerintah dengan kelompok kejahatan".

Salah seorang mahasiswa yang hilang adalah informan militer, tetapi pihak berwenang tidak mengikuti protokol pencarian prajurit yang hilang, kata Encinas.

Jika mereka mengikuti protokol itu, kata dia, insiden pembunuhan dan hilangnya mahasiswa dapat dicegah.

Meski pencarian ekstensif telah dilakukan, hanya tiga jenazah mahasiswa sejauh ini telah ditemukan dan diidentifikasi, kata Encinas.

Keluarga korban sejak lama telah mengungkapkan harapan agar orang-orang yang mereka cintai itu ditemukan dalam keadaan selamat.

Mereka menggelar serangkaian protes sambil meneriakkan, "Kami ingin mereka dikembalikan dalam keadaan hidup".

Encinas membuat pengakuan yang jarang dilakukan oleh pejabat: para mahasiswa itu tidak selamat.

"Tidak ada indikasi para mahasiswa itu masih hidup. Semua kesaksian dan bukti menunjukkan mereka dibunuh secara licik dan dihilangkan," kata dia.

"Kenyataan ini menyedihkan," katanya, menambahkan.

Menurut pemerintahan Pena Nieto pada 2015, sebuah geng narkoba setempat salah sasaran.

Para mahasiswa itu, yang dikira anggota geng saingan, dibunuh lalu mayat mereka dibakar.

Di bawah pemerintahan Lopez Obrador, para pejabat telah mengeluarkan perintah penahanan terhadap puluhan orang, termasuk anggota militer dan kepolisian.

Mereka juga meminta Israel mengekstradisi seorang mantan pejabat yang diduga memanipulasi hasil penyelidikan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Politisi: Pembunuhan migran Guatemala di Meksiko "kejahatan negara"
Baca juga: Jasad 43 orang ditemukan di Meksiko utara

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022