Wellington (ANTARA) - Hujan deras mengguyur beberapa wilayah di Selandia Baru untuk hari ke-4 pada Jumat sehingga ratusan orang mengungsi dari rumah mereka karena sungai-sungai meluap.

Kota Nelson di pantai utara South Island terkena dampak paling parah dan lebih dari 400 rumah di sana ditinggalkan penghuninya.

"Kerusakan yang saya lihat di Nelson memilukan dan menurut saya kami perlu waktu bertahun-tahun untuk pemulihan," kata Alec Louverdis, ketua kelompok di Pertahanan Sipil Nelson Tasman, dalam acara jumpa pers.

"Saat kami berkendara, ada longsoran di mana-mana," katanya.

Badan peramal cuaca, Metservice, mengatakan intensitas hujan di Nelson telah mencapai 172 mm sejak Selasa (16/8), lebih dari dua kali rata-rata curah hujan pada Agustus.

Curah hujan setinggi 190 mm diperkirakan akan jatuh perbukitan dekat Nelson pada lusa.

Penduduk Nelson diminta untuk menghemat air karena distribusi air bersih di kota itu bermasalah.

Dinas pertahanan sipil setempat juga memperingatkan warga untuk menjauh dari pesisir karena gelombang laut mencapai tiga meter di beberapa pantai.

Angkatan bersenjata Selandia Baru mengerahkan personel untuk membantu proses evakuasi dan pencegahan banjir.

Hujan badai kali ini membawa air lebih banyak air di Selandia Baru. Para pakar berpendapat cuaca basah di luar musim tersebut disebabkan oleh aliran uap air yang sempit atau "sungai atmosferis" di atas negara itu.

Hujan lebat juga melanda wilayah North Island selama 24 jam terakhir. Sejumlah kota di sana sulit diakses, jalan dan rumah terendam air dan warga dievakuasi.

Dinas Pertahanan Sipil Northland mengatakan di Facebook bahwa banjir diperkirakan akan surut karena gelombang pasang turun pada Jumat, tetapi beberapa jalan masih terendam banjir.

Peringatan hujan deras masih diberlakukan hingga Jumat tengah malam.

Sumber: Reuters

Baca juga: Banjir Korea Selatan sebabkan 13 orang tewas, 1.000 lainnya mengungsi

Baca juga: Banjir bandang di Qinghai China telan 17 nyawa

 

16 orang tewas, 36 hilang dalam banjir bandang di Qinghai China barat

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022