Saat ini Pasar Sleko memang disiapkan oleh BI sebagai salah satu dari 250 pasar tradisional di Indonesia untuk digitalisasi. Yakni sebagai pasar tradisional yang Sehat, Inovatif, Aman, Pakai (SIAP) QRIS
Madiun (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri menerapkan Pasar Sleko di Kota Madiun, Jawa Timur sebagai pasar tradisional percontohan yang siap menggunakan transaksi nontunai dengan "Quick Response Code Indonesian Standard" (QRIS).

"Saat ini Pasar Sleko memang disiapkan oleh BI sebagai salah satu dari 250 pasar tradisional di Indonesia untuk digitalisasi. Yakni sebagai pasar tradisional yang Sehat, Inovatif, Aman, Pakai (SIAP) QRIS," ujar Deputi Kepala Perwakilan BI Kediri, C. Tratmono Wibowo saat peluncuran Pasar SIAP QRIS di area Pujasera Pasar Sleko Kota Madiun, Jumat.

Menurut dia, Program SIAP QRIS merupakan hasil kolaborasi antara Bank Indonesia dan Kementerian Perdagangan untuk memperluas implementasi QRIS pada pasar tradisional dan pusat perbelanjaan, sehingga dapat membantu memperlancar konsumsi masyarakat di era pandemi dan endemi.

Melalui program Siap QRIS dapat mendisiplinkan protokol kesehatan, efisiensi, praktis, tanpa harus mengeluarkan sejumlah uang untuk melakukan pembayaran. Sebab transaksi dapat digunakan secara digital dengan cara mendaftar QRIS dan selanjutnya scan barkode lalu masukkan besarnya nominal yang harus dibayar.

"QRIS ini bisa digunakan untuk pedagang kecil karena nominalnya di bawah Rp10 juta sehingga itu untuk mempermudah transaksi kecil. Kalau transaksi besar untuk pembayaran tanah, rumah di atas Rp10 juta ya pakai RTGS. QRIS itu bisa dikatakan dompet elektronik," katanya.

Tratmono menambahkan, tidak hanya di Pasar Sleko, ke depan QRIS akan diperluas di pasar tradisional lain. Sementara ini di wilayah BI Kediri tahun 2022 ada empat lokasi yang ditunjuk BI pusat sebagai Pasar SIAP QRIS, termasuk di Pasar Sleko Madiun.

Wali Kota Madiun Maidi menyambut baik upaya BI menjadikan Pasar Sleko sebagai pasar SIAP QRIS. Hal tersebut merupakan wujud warga Kota Madiun telah melek IT. Sehingga ia meyakini penerapan QRIS di pasar tradisional ke depan tidak mengalami kesulitan.

"Karena kota ini semakin ramai, IT kita kuasai, pola perubahan harus kita ikuti. Keunggulan pakai QRIS ini yang jelas aman, praktis, simpel. Saya tidak bawa dompet tapi bayarnyabisa lewat HP," katanya.

Selain memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bertransaksi secara digital tanpa melalui sentuhan, QRIS memberikan banyak keuntungan bagi para pedagang dan kalangan UMKM.

Seperti, transaksi tercatat dan langsung masuk rekening sehingga mudah dimonitor. Kemudian transaksi lebih aman, cepat, mudah, dan tidak perlu uang kembalian, bebas risiko pencurian, dan uang palsu, mengikuti tren pembayaran terkini ,serta menjaga akselerasi pemulihan ekonomi.

Sejauh ini terdapat sebanyak 50 pedagang di area Pujasera Pasar Sleko Kota Madiun yang telah menerapkan SIAP QRIS. Ke depan, pengguna transaksi nontunai dengan QRIS akan terus diperluas di wilayah Kota Madiun.

Baca juga: Bank Indonesia targetkan 45 juta UMKM gunakan QRIS pada 2023

Baca juga: BI: Pengguna QRIS terus bertambah jadi 19 juta pedagang

 

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022