Kita itu tidak cuma mentransformasi teknologinya tapi bagaimana nanti kita mengisi konten
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengingatkan penyelenggara multipleksing dalam pelaksanaan migrasi TV analog ke TV digital atau dikenal dengan istilah Analog Switch Off (ASO) bisa memenuhi komitmennya memberikan bantuan Set Top Box (STB) bagi masyarakat miskin agar layanan TV digital bisa diakses merata oleh semua kalangan di seluruh Indonesia.

"Terkait dengan penyediaan STB, kalau disini teman-teman swasta ada yang mengikuti, kami mohon sekali dibantu jangan sampai ada hak atas informasi khususnya untuk mendapatkan informasi melalui televisi itu menjadi hilang," kata Meutya dalam acara diskusi publik terkait persiapan Jabodetabek menyongsong ASO di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Delapan daerah siap awali migrasi TV digital malam ini

Migrasi TV analog ke TV digital di Indonesia ditargetkan bisa rampung pada 2 November 2022, salah satu kegiatan dalam mendukung kesuksesan ASO ini ialah pemberian perangkat adapter bernama Set Top Box bagi warga kurang mampu sehingga mereka bisa menyaksikan siaran TV digital dengan mudah dari TV analog mereka.

Dalam kesepakatan yang berlangsung antara pemangku kepentingan publik yakni pemerintah dan swasta yakni para penyelenggara multipleksing adalah porsi pemberian STB bagi warga tidak mampu didominasi serta dicukupi oleh para penyelenggara multipleksing.

Meutya juga berpesan bahwa kunci lain dari kesuksesan migrasi TV analog ke TV digital adalah peran aktif para TV swasta sebagai penyelenggara multipleksing.

"Pemerintah dan DPR sudah memberikan dukungan berupa kerangka aturan, menyiapkan ekosistem lewat infrastruktur. Sementara smooth-nya migrasi ini bergantung pada penyelenggara MUX dan industri TV," kata Meutya.

Baca juga: Kominfo: Siaran televisi digital punya lebih banyak kelebihan

Meutya yang juga sempat berjibaku dengan industri media menyebutkan industri penyiaran nantinya tidak hanya menyiapkan infrastruktur untuk mengakses layanan siaran TV digital tapi juga bertanggung jawab pada konten-konten yang disajikan.

Dengan semakin banyaknya ruangan untuk munculnya pelaku industri TV yang baru, tentu nantinya akan semakin banyak kreasi konten dan membuat industri berkompetisi secara lebih sehat.

"Kita itu tidak cuma mentransformasi teknologinya tapi bagaimana nanti kita mengisi konten, memperkaya konten, mempercerdas bangsa melalui tayangan-tayangan yang bertanggung jawab," ujarnya.

Untuk itu ia berharap komitmen yang di awal dijanjikan oleh para penyelenggara multipleksing bisa diwujudkan sehingga ASO bisa berjalan dengan lancar.

Baca juga: Kominfo ajak industri TV adaptasi dunia digital

Baca juga: Yogyakarta usulkan 5.914 rumah tangga sebagai penerima set top box

Baca juga: Kominfo optimistis tuntaskan ASO dalam waktu empat bulan

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022