untuk mengatasi jika ada imunisasi anak yang terlewat selama pandemi
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengajak masyarakat untuk menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 sebagai momentum yang tepat untuk melengkapi imunisasi dasar pada anak.

"Mari sukseskan BIAN 2022 ini sebagai momentum yang tepat untuk melengkapi imunisasi dasar anak yang mungkin sempat tertinggal selama pandemi COVID-19 ini," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto.

Ketika dihubungi dari Jakarta, Senin, Agus menjelaskan bahwa imunisasi dasar sangat bermanfaat untuk melindungi anak dari berbagai penyakit yang bisa dicegah dengan vaksinasi.

"Misalkan saja penyakit polio, difteri, campak, rubella, hepatitis B dan berbagai penyakit lain yang bisa dicegah dengan vaksinasi, karena itu sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak telah terlindungi imunisasi, khususnya imunisasi dasar," katanya.

Baca juga: Pakar kemukakan tujuh aspek penting BIAN 2022 bagi tumbuh kembang anak
Baca juga: UNICEF gandeng jurnalis Sulsel sukseskan BIAN 2022

Agus menambahkan, pelaksanaan BIAN 2022 bertujuan untuk mengejar target imunisasi dasar anak dan meningkatkan cakupan imunisasi dasar pada anak di tanah air.

"Bagi masyarakat, bagi orang tua, sekarang ini BIAN 2022 bisa dimanfaatkan untuk mengatasi jika ada imunisasi anak yang terlewat selama pandemi, segera datang ke puskesmas untuk menjaga anak-anak kita dari berbagai permasalahan kesehatan," katanya.

Dengan adanya gerakan bersama seluruh masyarakat untuk melengkapi imunisasi dasar pada anak, maka diharapkan akan tercapai kekebalan kelompok atau herd immunity sesuai target yang diharapkan.

"Untuk itu, silahkan segera datang ke Puskesmas atau sentra vaksinasi untuk mendapatkan imunisasi dasar seperti campak rubella, polio, DPT-HB-Hib dan PCV," katanya.

Baca juga: Dinkes Sulsel imunisasi anak menjangkau wilayah terpencil
Baca juga: Kemenko PMK: Peran ibu tentukan keberhasilan imunisasi anak

Sebelumnya, Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan pandemi COVID-19 yang mewabah di seluruh dunia termasuk Indonesia telah membuat cakupan imunisasi dasar pada anak bangsa sangat berkurang.

Pandemi telah menunda kinerja pemerintah mendistribusikan vaksin pada masyarakat, akibat adanya pembatasan berupa jaga jarak dan menjauhi kerumunan. Berdasarkan data Kemenkes dalam laman resminya, ada sekitar lebih dari 1,7 juta bayi di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021.

BIAN sendiri sedang dijalankan dengan dibagi menjadi dua tahap. Tahap I dilakukan pada bulan Mei, dan difokuskan pada luar Pulau Jawa, dan tahap II pada bulan Agustus, layanan difokuskan pada Pulau Jawa-Bali.

Pada imunisasi dasar, Syahril mengatakan pemerintah mengejar cakupan pemberian vaksin seperti campak rubella yang menyasar usia sembilan sampai 59 bulan dan imunisasi kejar pada anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap seperti imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib.

Baca juga: Kemenko PMK: Anak-anak fase terpenting imunisasi cegah penyakit

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022