Gianyar (ANTARA) - Kelompok PKK Desa Puhu, Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali kini memiliki inovasi baru dengan mengolah bonggol pisang menjadi abon, makanan yang dapat dikonsumsi dan menjadi peluang bisnis baru.

Ide menggunakan bagian dari pohon pisang ini dicetuskan kelompok KKN Universitas Udayana yang melihat manfaat tanaman pisang klutuk yang tumbuh subur di Desa Puhu, desa dengan mayoritas penduduknya peternak dan petani.

"Melihat mayoritas tanaman pisang klutuk yang sangat banyak dan pemanfaatannya hanya pada daunnya saja sementara untuk bonggol pisang hanya menjadi limbah, jadi saya mencari referensi dan memilih untuk memanfaatkan menjadi abon yang enak dan bergizi," kata Dwi Prema selaku ketua panitia dalam kegiatan edukasi dari KKN Unud di Gianyar, Selasa.

Prema menyebut dengan inovasi yang digawangi timnya ini akan turut mampu ekonomi warga, yang selama ini hanya memanfaatkan perkebunan pisang yang luas untuk diambil daunnya dan dijual sebagai pembungkus dan perlengkapan keagamaan.

"Pastinya ada potensi untuk dijual karena selain enak dan kandungan gizinya yg tinggi, abon juga merupakan makanan yang familiar di masyarakat selain itu karena bahan dasarnya bonggol pisang semakin menambah keunikan abon ini," ujar Prema kepada media.

Selain memberikan gambaran umum mengenai manfaat bonggol pisang kepada 15 peserta dari PKK dan posyandu Desa Puhu, para mahasiswa mengajak langsung ibu-ibu itu untuk demonstrasi masak abon bonggol pisang klutuk.

"Kreatif sekali kami baru tahu bisa diolah menjadi masakan ini dan juga bahannya alami mudah dicari di sekitar, sehingga kami sangat mengapresiasi dari inovasi yang dikenalkan kepada kami," kata anggota PKK I Gusti Ayu Sari Sukadewi saat demo masak di Gianyar.

Mewakili kader PKK lainnya, Gusti Ayu berharap agar ibu-ibu di Desa Puhu dapat mencoba dan mengembangkan ide ini, serta menjadi tambahan ilmu untuk peluang bisnis berbasis rumah tangga atau UMKM.

Melihat antusias tersebut, tim KKN dari Universitas Udayana optimis bahwa pemanfaatan bonggol pisang ini dapat dikembangkan dan meningkatkan perekonomian, sekaligus menyadarkan untuk bersama-sama tanggap dalam memanfaatkan peluang.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022