Tarifnya jangan mahal-mahal, rakyat harus tetap bisa menikmati TMII.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah membenahi sejumlah fasilitas destinasi wisata, salah satunya Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, guna menyambut perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada bulan November 2022.

Berdasarkan siaran pers Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo yang diterima di Jakarta, Selasa, saat ini revitalisasi taman miniatur Nusantara itu sudah hampir rampung.

Presiden usai meninjau langsung TMII di Jakarta Timur, Selasa, menyatakan bahwa revitalisasi sudah 98 persen, dan sebentar lagi selesai, serta masyarakat bisa menikmati kembali.

Revitalisasi besar-besaran itu, kata Presiden Jokowi,  merupakan yang pertama sejak taman gagasan presiden kedua RI H.M. Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto tersebut dibangun pada medio 1975-an.

Usai revitalisasi itu, Presiden berharap TMII bisa menjadi tujuan wisatawan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

"Oleh karena itu, saya titip pesan juga, tarifnya jangan mahal-mahal, rakyat harus tetap bisa menikmati TMII ini," kata Kepala Negara.

Saat menyambangi anjungan tiap provinsi di TMII, Presiden Jokowi mengaku menemukan banyak bangunan yang sudah rusak. Oleh karena itu, dia memerintahkan setiap pemerintah provinsi untuk merehabilitasi anjungan masing-masing.

"Sebagian provinsi sudah mulai merenovasi dan membangun. Kami harapkan di akhir tahun ini semuanya selesai," kata Presiden.

Revitalisasi TMII diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 116 Tahun 2021 tentang Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur untuk Mendukung Penyelenggaraan Acara Internasional di Provinsi Bali, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Revitalisasi TMII itu sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia dan akan menjadi salah satu lokasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI pada bulan Juni lalu, menyatakan bahwa kementeriannya menyiapkan anggaran sebesar Rp1,2 triliun untuk revitalisasi TMII.

Presiden Jokowi pun meminta pengelola TMII rutin menggelar kegiatan seni budaya di setiap anjungan maupun panggung-panggung terbuka yang ada.

"Jadi, ada calendar of event yang jelas, menjadi sebuah tontonan yang baik bagi rakyat, terutama untuk anak-anak kita," ujar Jokowi.


Baca juga: PUPR sebut TMII dibuka kembali Oktober 2022 usai direvitalisasi
Baca juga: Jokowi: Revitalisasi TMII sudah 98 persen


Manfaat Presidensi G20 

Berbeda dari kebanyakan forum multilateral, G20 tidak memiliki sekretariat tetap. Fungsi presidensi dipegang oleh salah satu negara anggota, yang berganti setiap tahun.

Sebagaimana ditetapkan pada Riyadh Summit 2020, Indonesia memegang presidensi G20 pada tahun 2022 dengan serah terima yang dilakukan di akhir KTT Roma pada tanggal 30—31 Oktober 2021.

Mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger Indonesia ingin mengajak seluruh dunia bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Beberapa manfaat gelaran internasional ini diketuai oleh Indonesia adalah Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.

Hal ini juga merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya.

Menurut rilis Ditjen IKP Kominfo, momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi atau 20 tahun sekali dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional.

Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.

Menjadi kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global.

Dari perspektif regional, Presidensi ini menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam bidang diplomasi internasional dan ekonomi di kawasan, mengingat Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G20.

Selain itu, juga membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan.

Hal ini dapat dimanfaatkan untuk tunjukkan berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia kepada dunia, dan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pascapandemi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia juga menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada internasional sehingga dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022