Reli pada Selasa (23/8/2022) sudah berlebihan karena banyak investor tahu akan membutuhkan beberapa bulan bagi minyak Iran untuk mengalir ke pasar internasional...
Tokyo (ANTARA) - Harga minyak sedikit berubah di perdagangan Asia pada Rabu sore, karena pasar bergulat dengan kekhawatiran pasokan di tengah sanksi pengiriman Rusia dan kejutan awal dari pernyataan bahwa produsen utama akan memangkas produksi mereda.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober turun tipis 6 sen atau 0,06 persen, menjadi diperdagangkan di 100,16 dolar AS per barel pada pukul 07.20 GMT, setelah melonjak 3,9 persen pada Selasa (23/8/2022).

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober merangkak naik 9 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 93,83 dolar AS per barel, setelah melonjak 3,7 persen pada hari sebelumnya.

Kedua kontrak melonjak setelah menteri energi Arab Saudi, pemimpin de facto Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), mengisyaratkan kemungkinan kelompok itu akan memotong pasokan untuk menyeimbangkan pasar yang ia gambarkan sebagai "skizofrenia", dengan pasar minyak non fisik dan pasar minyak fisik menjadi semakin terputus.

"Sementara komentar Abdulaziz bin Salman mungkin telah mencapai lebih dari sekadar meletakkan dasar di bawah harga minyak mentah, kami mengharapkannya untuk mengikuti hukum pengembalian yang semakin berkurang, kecuali jika diikuti oleh lebih banyak sinyal atau tindakan dari OPEC+ untuk menahan produksi," kata Vandana Hari, Pendiri Penyedia Analisis Pasar Minyak Vanda Insights.

Dengan OPEC+ sudah mengirimkan sekitar 2,8 juta barel per hari kurang dari target bulanannya, perhitungan pemotongan produksi akan menjadi lebih rumit dari biasanya, belum lagi politiknya, tambah Hari.

Baca juga: Harga minyak naik di Asia, Saudi peringatkan pengurangan produksi OPEC

Potensi pengurangan produksi dari OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, mungkin tidak akan segera terjadi dan kemungkinan akan bertepatan dengan kembalinya Iran ke pasar minyak jika negara itu mencapai kesepakatan nuklir dengan Barat, sembilan sumber OPEC mengatakan kepada Reuters, Selasa (23/8/2022).

Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Reuters pada Senin (22/8/2022) bahwa Iran telah membatalkan beberapa tuntutan utamanya untuk menghidupkan kembali kesepakatan.

"Reli pada Selasa (23/8/2022) sudah berlebihan karena banyak investor tahu akan membutuhkan beberapa bulan bagi minyak Iran untuk mengalir ke pasar internasional sekalipun jika kesepakatan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran 2015 berhasil, yang berarti OPEC+ tidak akan memangkas produksi begitu cepat," kata Kazuhiko Saito. Kepala Analis Fujitomi Securities.

"Namun, tidak ada banyak ruang untuk penurunan pasar karena permintaan bahan bakar pemanas yang kuat untuk musim dingin," katanya, mengutip bahwa reli baru-baru ini di pasar minyak pemanas AS dan melonjaknya harga gas alam mendorong ekspektasi untuk permintaan minyak pemanas yang lebih kuat dan pasokan minyak mentah yang lebih ketat.

Harga gas AS melonjak di atas 10 dolar AS untuk pertama kalinya dalam sekitar 14 tahun karena lonjakan harga di Eropa, di mana pasokan yang ketat tetap bertahan.

Menggarisbawahi ketatnya pasokan, stok minyak mentah AS turun sekitar 5,6 juta barel untuk pekan yang berakhir 19 Agustus, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (23/8/2022), terhadap perkiraan analis untuk penurunan 900.000 barel dalam jajak pendapat Reuters.

Tetapi persediaan bensin AS naik sekitar 268.000 barel, sementara stok sulingan meningkat sekitar 1,1 juta barel.

Baca juga: Harga minyak menuju turun mingguan, pasar khawatir ekonomi melambat

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022