Jakarta (ANTARA) - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI Andi Widjajanto mengatakan bahwa masalah distribusi rantai pasokan menjadi tantangan Indonesia menghadapi ancaman krisis pangan dan energi global.

"Jadi kemudian masalahnya adalah distribusi dari sumber pasokan sampai ke tangan konsumen," kata Andi dalam Jakarta Geopolitical Forum (JGF) Ke-6, di Gedung Metr TV, Jakarta Barat, Rabu.

Andi menjelaskan bahwa Indonesia diramalkan tidak akan mengalami kelangkaan komoditas pangan. Ia menganggap yang menjadi masalah bukan ketiadaan pasokan, melainkan apabila pasokan tersedia namun tidak membuat pasokan tersebut ada di pasar, dan malah harganya menjadi tinggi ketika sampai di tangan konsumen.

Baca juga: Lemhannas: Indonesia tidak pernah terperangkap masuk dalam blok

"Masalah kita hari ini bukan pasokan tapi berada sampai tangan konsumen di level harga berapa," ujar Andi.

Oleh karena itu, Andi menyebut solusi utamanya adalah mengembalikan rantai distribusi pasok global, di samping pengoptimalan upaya pemerintah menaikkan suku bunga Bank Indonesia (BI) guna menekan inflasi.

"Atau presiden memerintahkan tim pengendali inflasi terutama di daerah-daerah untuk betul-betul mengamankan harga dengan mengecek keberadaan pasokan," ujarnya.

Ia menegaskan yang menjadi tantangan mendasar dari Indonesia untuk segera pulih ekonominya dari pandemi COVID-19 ialah mengembalikan rantai pasok global.

Baca juga: Lemhannas jalankan mandat Soekarno di Jakarta Geopolitical Forum ke-6

Andi mengutip berbagai riset dunia yang menjelaskan perang Rusia-Ukraina tak berpengaruh pada pasokan pangan dan energi dunia. Berdasarkan laporan riset-riset tersebut, kata Andi, pasokan pangan dan pasokan energi dunia akan aman selama enam hingga sembilan bulan ke depan.

Selain itu, Andi mengatakan ancaman kelangkaan dan kenaikan harga gandum dunia akibat perang Rusia-Ukraina berhasil disumbat berkat upaya bersama yang diupayakan Pemerintah maupun negara-negara lain.

Jika upaya tersebut tidak dilakukan, kata Andi, sekitar 40 juta ton gandum hasil panen dari Ukraina tahun ini tidak keluar dan akan berpengaruh kepada 800 juta konsumen gandum dunia.

Baca juga: Lemhannas: Perlu UU Keamanan Siber perbaiki skor indeks keamanan siber

"Presiden (Joko Widodo) ke sana (Rusia dan Ukraina), lalu ada upaya yang dilakukan Turki, ada upaya yang dilakukan PBB, lalu ada kolaborasi dengan Presiden Rusia Putin, lalu gandum dari Ukraina bisa keluar dari pelabuhan-pelabuhan utama di Ukraina. Sekarang harga gandum cenderung turun," papar Andi.

Lemhannas menyelenggarakan Jakarta Geopolitical Forum (JGF) Ke-6 atau The 6th Jakarta Geopolitical Forum secara hibrida pada 24 dan 25 Agustus 2022.

Forum yang mengambil tema “Geomaritime: Chasing the Future of Global Stability” itu menghadirkan para ahli geopolitik dari berbagai negara yang membahas berbagai isu komprehensif, seperti pertahanan, keamanan, teknologi, hingga ekonomi maritim.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022