Jakarta (ANTARA) - Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teguh Dartanto menilai investasi yang tumbuh merata merupakan kunci pemulihan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan pascakrisis akibat pandemi.

"Investasi adalah kunci pemulihan ekonomi Indonesia yang hijau, inklusif dan berkelanjutan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis. Teguh mengatakan investasi memainkan peran penting dalam menggerakkan ekonomi bangsa yang dapat mendorong akumulasi modal untuk mendorong aktivitas produksi dan penyerapan tenaga kerja.

"Yang pada akhirnya dapat mendorong dan menyediakan barang konsumsi bagi masyarakat, mendorong ekspor,dan menurunkan impor," imbuhnya. Teguh yang juga Anggota Dewan Penasehat Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menilai langkah pemerintah sudah sesuai dengan tuntutan global pascapandemi untuk mendorong investasi yang lebih inklusif.

"Investasi inklusif merupakan syarat utama untuk mendorong perekonomian yang inklusif. Investasi tidak hanya diukur dari angka-angka realisasi modal masuk, tetapi juga seberapa besar kebermanfaatan investasi terhadap kesejahteraan masyarakat," urainya. Investasi yang inklusif, lanjut Teguh, akan menjadi bagian dalam peningkatan daya saing, mendorong transformasi ekonomi, dan mempromosikan demokrasi ekonomi.

Pasalnya ke depan, peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia mendorong permintaan produk-produk yang berkualitas. Jika industri dalam negeri gagal merespon kebutuhan masyarakat, konsumen Indonesia bisa beralih ke produk-produk dari luar negeri yang lebih kompetitif. Oleh karena itu, Teguh menekankan ada enam hal utama untuk merealisasikan investasi yang inklusif. Pertama pro-poor, di mana investasi memiliki dampak terhadap pengentasan kemiskinan.

Kedua, pro-job yaitu investasi harus mampu menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Salah satunya adalah investasi yang memiliki keterkaitan terhadap rantai pasok yang erat. Ketiga, pro-environment yang tak lain investasi harus menjadi bagian dari gerakan global mendorong perekonomian hijau, ekonomi sirkular, dan bagian dari upaya mendukung penanggulangan perubahan iklim (climate change).

"Perlu insentif khusus untuk investasi yang menciptakan net-zero emission, ekonomi sirkular seperti aktivitas recycle, serta pertanian pintar dan modern (smart and precision farming)," katanya. Keempat, pro-knowledge creation, merupakan investasi yang mendorong adanya transfer dan penciptaan pengetahuan serta teknologi baru di dalam negeri.

Menurut Teguh, pemerintah harus menetapkan adanya kewajiban dari setiap investasi masuk untuk mengalokasikan dananya untuk riset dan pengembangan sumber daya manusia, baik dilakukan internal perusahaan maupun bekerja sama dengan universitas/lembaga pendidikan di Indonesia. Kelima, pro-social cohesion di mana investasi harus menjadi bagian dari pemersatu masyarakat, dalam artian keberadaan investasi di suatu daerah, harus menjadi bagian dari transformasi perekonomian lokal dan penciptaan lapangan kerja sehingga investasi sebagai pemersatu, bukan sebagai pemecah belah.

"Terakhir adalah pro-empowerment yang artinya investasi harus menjadi bagian dari pemberdayaan masyarakat. Seperti program kemitraan perusahaan besar dengan UMKM atau mendorong penanaman modal dalam negeri terhadapa UMKM merupakan bagian dari upaya-upaya pemberdayaan. Dengan demikian setiap anak bangsa pun ikut turut andil menjadi bagian dalam proses pembangunan Indonesia," tutup Teguh.

Baca juga: Presiden ingatkan pemerintah daerah jaga iklim investasi kondusif

Baca juga: Menteri Bahlil minta pemerintah daerah tingkatkan investasi UMKM
 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022