Tanaman rumbia ini tidak hanya menghijaukan lahan kritis bekas tambang, tetapi juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat
Bangka (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendukung dan mengapresiasi masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengembangkan tanaman rumbia di lahan bekas penambangan bijih timah, karena mempercepat pelestarian lingkungan.

"Tanaman rumbia ini tidak hanya menghijaukan lahan kritis bekas tambang, tetapi juga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin di Desa Kenanga Bangka, Sabtu.

Ia mengatakan penanaman rumbia merupakan salah satu tanaman endemik Kepulauan Babel di lahan bekas penambangan bijih timah ini diinisiasi oleh PT Bangka Asindo Agri (BAA) yang memproduksi tepung sagu di Desa Kenanga Kabupaten Bangka, dapat mendorong percepatan program penghijauan.

"Kami telah meluncurkan Program Hijau Biru Babelku untuk menghijaukan kembali seluruh lahan bekas tambang timah di daerah ini," ujarnya.

Baca juga: Polda Babel tanam 7.410 pohon di lahan bekas tambang
Baca juga: KKP siap kembangkan budidaya ikan di lahan bekas galian tambang


Ridwan Djamaluddin juga selaku Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Babel mengatakan rumbia memiliki potensi ekonomi sangat besar, karena pohon tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sagu. Ampas pengolahan sagu ini juga dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi, sumber biogas sebagai energi listrik, dan lainnya.

Selain itu lidi rumbia juga dapat mendukung UMKM dalam meningkatkan produksi dan ekspor ke berbagai negara tujuan, sehingga tanaman yang tidak membutuhkan perawatan khusus ini tidak hanya membantu pemerintah dalam pelestarian lingkungan tetapi juga meningkatkan perekonomian masyarakat pasca-pandemi COVID-19.

"UMKM Bangka telah beberapa kali mengekspor lidi rumbia ini ke beberapa negara dan penanaman rumbia ini tentu sangat membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan UMKM ini," katanya.

Direktur PT BAA Harry Pujiansyah Bahri mengatakan pabriknya telah memproduksi dua produk yaitu tepung sagu dari tapioka dan sagu dari rumbia, serta  turunan dari sagu, berupa mie instan. 

"Kami juga telah memiliki peternakan sapi untuk memanfaatkan limbah dari sagu tapioka untuk pakan ternak dan limbah ini juga dimanfaatkan menjadi biogas, sehingga menghasilkan tenaga listrik," katanya.

Baca juga: Mi sagu diperkenalkan pada festival makanan di Pontianak-Kalbar


 

Pewarta: Aprionis
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022