Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kupang terus memperkuat sistem mitigasi gempa bumi dan tsunami lewat pengoptimalan sirene tsunami di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

"Bunyi sirene tsunami itu bertujuan untuk memberikan peringatan terhadap bahaya ancaman tsunami yang akan menuju ke wilayah Labuan Bajo. Dengan terdengarnya bunyi sirene ini masyarakat dapat segera melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi atau aman," kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang Margiono di Labuan Bajo, Sabtu.

Sirene Tsunami Tingkat Kemampuan Dalam Negeri (TKDN) di Labuan Bajo dibangun pada tahun 2021 dan diaktifkan serta dilakukan tes aktivasi pada 26 Desember 2021.

Sirene tsunami akan berfungsi ketika BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami di wilayah Labuan Bajo. Nantinya peringatan dini itu diterima oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Manggarai Barat. Sesuai standar operasional, petugas yang berada di Pusdalops akan segera melakukan penekan tombol sirene tsunami.

Setelah tombol sirene ditekan oleh petugas, dengan sistem gelombang radio, gelombang suara sirene akan terkirim ke menara sirene tsunami yang ada di Puncak Waringin. Sirene tsunami pun akan berbunyi saat itu.

"Dengan terdengarnya bunyi sirene ini masyarakat Labuan Bajo dapat segera melakukan evakuasi," kata dia menjelaskan.

Margiono mengatakan sirene tsunami adalah salah satu sarana untuk memberikan peringatan dini tsunami dengan cepat. Sirene tsunami adalah salah satu alat dalam sistem mitigasi tsunami di Manggarai Barat.

Masyarakat diminta untuk memahami maksud dan tujuan pembangunan menara sirene tsunami. Selain itu masyarakat juga harus paham dengan bunyi sirene tsunami.

Selain sirene tsunami, ada pula sarana penyebaran informasi peringatan dini gempa bumi dan tsunami lainnya yakni melalui SMS, sosial media resmi BMKG, whatsapp group, serta radio dan tv.

Apabila masyarakat sudah mendapatkan informasi peringatan dini dari salah satu media itu secara resmi dan valid, Margiono mengatakan proses evakuasi harus dilakukan dengan cepat.

"Waktu tiba gelombang tsunami di Labuan Bajo rata-rata tujuh menit, kecuali pulau-pulau yang berada di luar kota Labuan Bajo waktu tiba antara tiga sampai lima menit," ungkapnya.

Dengan waktu tiba tsunami yang begitu singkat, masyarakat harus segera melakukan evakuasi sebelum gelombang tsunami tiba di dalam Kota Labuan Bajo.

Adapun kegiatan tes aktivasi sirene tsunami dilaksanakan tanggal 26 setiap bulan oleh Tim BMKG dan BPBD Kabupaten Manggarai Barat.

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022