Jakarta (ANTARA) - Pelatih kepala Pelita Jaya Bakrie Fictor Roring berjanji timnya akan bangkit di Gim 2 Final Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2022 setelah kalah 87-95 dari Satria Muda Pertamina Jakarta dalam Gim 1 di GOR C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, Sabtu.

Janji tersebut secara tidak langsung menjadi kewajiban bagi Pelita Jaya, sebab apabila gagal melunasinya dalam Gim 2 di tempat yang sama Minggu (28/8) besok, maka mereka akan menyaksikan Satria Muda mengangkat trofi IBL 2022.

"Saya yakin kita akan comeback besok, di normal game kita gitu. Mudah-mudahan kita bisa perpanjang ke Gim 3," kata pelatih yang akrab disapa Ito itu dalam jumpa pers selepas pertandingan.

Secara keseluruhan Ito menilai bahwa dalam Gim 1 para pemain Pelita Jaya tampil jauh di bawah potensi yang seharusnya bisa mereka capai.

Ito terutama menyoroti buruknya aspek pertahanan Pelita Jaya yang dibarengi pencapaian Satria Muda mengkonversi 55 persen percobaan tripoin sepanjang Gim 1.

Baca juga: Satria Muda rebut Gim 1 final IBL 95-87 atas Pelita jaya

"Yang pasti saya harus ucapkan kredit buat Satria Muda yang luar biasa hari ini, semua berjalan, akurasi tripoin juga jauh dia. Akhir gim sampai 55 persen, luar biasa. Agak sulit memang mau stop tim yang punya akurasi seperti itu," katanya.

"Tapi memang itu juga terjadi bukan (cuma) karena dia jago sih, tetap ada kesalahan kita," ujar Ito menambahkan.

Sementara Satria Muda mencapai 55 persen konversi tripoin dan 45 persen untuk seluruh tembakan terbuka, Pelita Jaya masing-masing hanya bisa membukukan 26 persen dan 32 persen.

Perbedaan besar dalam akurasi tembakan itu juga dibarengi dengan tidak maksimalnya kontribusi dua pemain asing Pelita Jaya, yang turut diakui oleh Ito.

Baca juga: Pelita Jaya dan Satria Muda "rematch" pada final IBL 2022

"Menurut saya mungkin faktor besar, yakni tidak tampilnya dua pemain asing saya di form-nya. Jauh banget dari potensi mereka. Ini enggak ada 50 persennya mereka. Mudah-mudahan besok mereka tampil di 100 persen," katanya.

Elijah Foster jadi pemain asing Satria Muda dengan kontribusi terbesar di nomina statistik lewat 18 poin dan delapan rebound, sedangkan Brachon Griffin menyumbangkan 17 poin.

Dior Lowhorn sebetulnya tampil cukup baik bagi Pelita Jaya dengan kontribusi 17 poin dan sembilan rebound, sayangnya hal serupa tidak bisa dikatakan untuk Decardo Romero Day yang cuma mencetak enam poin.

Ito juga menampik argumen bahwa Satria Muda, yang berstatus juara bertahan IBL, punya keunggulan dalam aspek mentalitas penampilan di partai-partai final.

Menurut mantan pelatih kepala tim nasional bola basket putra Indonesia itu, pada dasarnya sebuah tim harus berada dalam performa bagus apabila ingin meraih kemenangan melawan Satria Muda.

"Kalau kita main buruk kayak tadi ya no chance, zero chance. Kalau lawan tim-tim lain main jelek, kita masih bisa menang, terbukti di gim-gim sebelumnya. Tapi kalau lawan SM kita main buruk, selesai," tutupnya.

Baca juga: Satria Muda nyatakan "perang" terhadap Pelita Jaya di final IBL 2022

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022