Jakarta (ANTARA News) - PT Bio Farma (Persero) melakukan ekspansi bisnis ke Thailand dengan menjalin kerja sama penyediaan bahan konsentrat Tetanus difteri (Td) dalam jumlah besar yang siap diproses lebih lanjut menjadi vaksin.

Kepala Bagian Humas Bio Farma, N Nurlaela, dari Bangkok, Selasa, menyatakan, penandatanganan kerja sama itu dilakukan tiga pihak, yakni Direktur Utama Bio Farma Iskandar, Direktur Queen Saovabha Memorial Institute (QSMI)Visith Sitprija, dan Direktur Utama BioNet-Asia Co Ltd Vitoon Vonghangool, disaksikan oleh Dubes RI untuk Thailand, Lutfi Rauf.

Direktur Utama Bio Farma, Iskandar, dalam kesempatan itu mengemukakan, kerja sama tersebut merupakan kolaborasi pertama Bio Farma dengan QSMI dalam penyediaan konsentrat siap-proses
 lebih lanjut menjadi Vaksin Td di fasilitas Pabrik QSMI. Hasilnya akan dipasarkan oleh Bionet-Asia.

Kerja sama ini, kata Iskandar, menjadi awal program yang baik bagi ASEAN dalam pengembangan bisnis vaksin sebelum berlakunya Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) 2015. Produksi vaksin bersama Thailand itu akan terus meningkat, baik dari segi volume maupun jenis produknya, dan ke depan berpotensi untuk dipasarkan ke negara-negara lain sekitar Thailand.

Menurut Iskandar, sebagai BUMN yang memproduksi vaksin dengan berbagai jenis produk yang telah mendapatkan pengakuan prakualifikasi (PQ) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Bio Farma bertanggung jawab dalam pemberantasan penyakit menular, tidak hanya di Indonesia, melainkan juga juga secara global.

"Kerja sama ini akan menguatkan kontribusi Bio Farma bagi dunia yang produknya telah digunakan oleh 117 negara," katanya sebagaimana dikutip Kabag Humas Bio Farma usai penandatanganan kerja sama yang berlangsung di QSMI Bangkok itu.

Ia menambahkan, khusus dengan Bionet Asia, selain penjualan produk juga akan melakukan pengembangan vaksin dan platform teknologi Vaksin HiB (Haemophilus Influenza type B dan aP (accceluler pertusis).

Dalam kaitan ini, menurut dia, perseroan akan terus bersinergi dengan berbagai pihak terkait, yakni akademi, kalangan bisnis, dan pemerintah, termasuk dengan pihak luar negeri yang salah satunya adalah Thailand.

Iskandar juga mengemukakan, sejauh ini Bio Farma sudah mengekspor Vaksin Tetanus Toxoid dan Vaksin Polio Oral ke Thailand. Perusahaan yang dipimpinnya juga merencanakan penyediaan produk baru, yakni Vaksin Pentavalent (gabungan vaksin DTP-HB-HIB), IPV dan Rotavirus.

Usai penandatanganan, Direktur Pemasaran Bio Farma, Sarimuddin Sulaeman mengemukakan, Thailand memiliki potensi pasar yang prospektif dengan jumlah total penduduknya 69 juta jiwa, dan 23 juta jiwa di antaranya merupakan potensi pasar yang menjanjikan.

Jumlah populasi potensial pengguna vaksin itu belum lagi termasuk di negara-negara sekitarnya seperti Myanmar, Kamboja, Vietnam, dan Laos.

Sementara itu Dubes RI untuk Thailand Lutfi Rauf menyampaikan harapannya agar kerja sama Bio Farma dengan pihak Thailand akan menjadikan harga vaksin lebih murah untuk rakyat Thailand.

Pada kesempatan yang sama Direktur Urtama Bionet Asia, Vitoon Vonghangool selaku inisiator dari kerja sama menyatakan kegembiraannya dapat bekerjasama dengan Bio Farma, produsen vaksin yang memenuhi syarat dan sudah terkualifikasi WHO.

(A015/A023)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012