Jakarta (ANTARA News) - Suasana pertarungan partai politik tercium dalam arena Kongres XV Muslimat Nahdlatul Ulama di Batam, yang dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu, terutama terkait perebutan posisi ketua umum, meski notabene organisasi perempuan di Nahdlatul Ulama (NU) itu merupakan organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang tak memiliki kaitan dengan parpol tertentu. Partai politik yang disebut-sebut bertarung dalam kongres tersebut adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) versi Muktamar Semarang pimpinan Muhaimin Iskandar dan PKB versi Muktamar Surabaya pimpinan Choirul Anam. Partai politik tersebut bertarung untuk menjagokan "kader" mereka menjadi ketua umum Pucuk Pimpinan Muslimat NU periode 2006-2011. PPP menyokong dua kader yang saat ini menjadi anggota DPR yakni Mahfudhoh Ali Ubaid dan Mahsusoh Tosari Wijaya. Sementara PKB kubu Muhaimin dikabarkan mendukung Lily Chadijah Wahid yang merupakan adik kandung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), ketua umum Dewan Syura PKB hasil Muktamar Semarang. Lily saat ini merupakan ketua umum Induk Koperasi an Nisa, lembaga ekonomi Muslimat NU. "Majunya Bu Lily tersebut telah dirapatkan oleh DPP PKB Kalibata (kantor PKB kubu Muhaimin-red) dan sejumlah pengurus DPP juga menjadi tim sukses Bu Lily dengan Andy Muarli (Ketua DPP-red) sebagai ketua tim," kata sumber di lingkungan Muslimat NU yang enggan disebut namanya. Khofifah Indar Parawansa, ketua umum PP Muslimat NU periode 2001-2006, yang kembali mencalonkan diri disebut-sebut mendapat dukungan penuh dari PKB kubu Anam. Anam yang bertempat tinggal di Surabaya juga telah hadir di Batam. Khofifah yang anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI sejak muktamar PKB di Semarang terkesan kurang disukai kubu Muhaimin karena tidak mau mengakui keabsahan muktamar tersebut. "Karena itu dipastikan kubu Kalibata akan mendukung Lily habis-habisan," kata sumber tersebut. Untuk memuluskan langkahnya menuju kursi ketua umum Muslimat NU, kubu Lily berupaya menjaring dukungan dari pengurus wilayah dan cabang muslimat di luar Jawa, terutama dari Kawasan Timur Indonesia, karena sebagaian besar Jawa dan Sumatera telah "dikuasai" Khofifah. Khofifah sendiri terkesan enggan membicarakan pencalonan dirinya dan dukungan yang diperolehnya. Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu lebih bersemangat membicarakan agenda kongres yang akan membahas rencana program jangka panjang Muslimat hingga 2025. Sumber di Muslimat memperkirakan perebutan ketua umum akan mengerucut pada pertarungan antara Lily dengan Khofifah. Selain dukungan PKB Kalibata, modal lain yang dimiliki Lily adalah dia merupakan cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari yang sangat dihormati kalangan "Islam sarungan", sebutan yang dialamatkan pada anggota NU. "Bukan berarti Bu Mahfudhoh dan Bu Mahsusoh sama sekali tidak ada peluang tapi tampaknya Bu Lily dan Bu Khofifah memiliki peluang lebih besar," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006